Jakarta (ANTARA) - PT TBS Energi Utama Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 di Jakarta, Jumat, menyetujui pembagian dividen sebesar 10 juta dolar AS.
"Tahun ini, perseroan menetapkan dividen tertinggi yang pernah dibagikan semenjak tercatat di bursa sebagai wujud apresiasi atas kepercayaan dan dukungan para pemegang saham," kata Direktur Utama TBS Energi Utama Dicky Yordan.
Dalam keterangan pers yang diterima ANTARA, pemegang saham dalam rapat tersebut telah mengambil beberapa keputusan penting antara lain terkait persetujuan laporan keuangan, penggunaan laba bersih dan pembagian dividen, serta perubahan susunan pengurus perseroan.
RUPST TBS telah menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Terkait susunan pengurus, RUPST menyepakati pengunduran diri Pandu Patria Sjahrir dari posisi Wakil Direktur Utama Perseroan. Selain itu, Djamal Attamimi dan Prof Bambang PS Brodjonegoro mengundurkan diri dari Dewan Komisaris dan digantikan oleh Yasmin Wirjawan dan Frances Kang.
Dengan demikian, susunan pengurus perseroan terbaru adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Dicky Yordan
Direktur : Alvin Firman Sunanda
Direktur : Juli Oktarina
Direktur : Mufti Utomo
Direktur : Sudharmono Saragih
Dewan Komisaris
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen : Bacelius Ruru
Komisaris Independen : Dr. Ahmad Fuad Rahmany
Komisaris Independen : Yasmin Wirjawan
Komisaris Independen : Frances Kang
Dalam rapat yang sama, pemegang saham juga menyetujui sejumlah keputusan strategis lainnya.
Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris, diberikan wewenang untuk menyesuaikan modal ditempatkan dan disetor terkait pelaksanaan Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan (MSOP/ESOP).
Selain itu, RUPST menyepakati penetapan honorarium dan tunjangan bagi jajaran Dewan Komisaris dan Direksi, serta menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2025. Keputusan-keputusan ini mencerminkan komitmen perseroan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
“Keputusan penting yang diambil dalam RUPST hari ini semakin memperkuat landasan kami untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sejalan dengan strategi berkelanjutan TBS2030 dan menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan. Kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan para pemegang saham terhadap perseroan,” ujar Dicky.
PT TBS Energi Utama Tbk adalah perusahaan publik yang tengah bertransformasi dari bisnis berbasis ekstraktif menjadi pelopor di sektor bisnis hijau. TBS secara bertahap mengalihkan fokus portofolionya ke energi bersih, transportasi rendah emisi, dan solusi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
TBS kini mengelola berbagai lini usaha, termasuk pengelolaan limbah, pembangkitan energi terbarukan, dan kendaraan listrik, serta tetap mengoptimalkan aset transisi seperti pembangkit listrik dan perdagangan batu bara dengan pendekatan yang bertanggung jawab.
Perusahaan beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia dan Singapura, termasuk Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Batam, Lampung, dan Jawa Tengah, dan mempekerjakan lebih dari 2.000 orang yang berperan penting dalam mewujudkan visi keberlanjutan TBS.
Melalui strategi jangka panjang Towards a Better Society (TBS2030), TBS menargetkan pencapaian netral karbon pada tahun 2030 sejalan dengan visi Net Zero Carbon 2060 Indonesia.
Baca juga: TBS Energi Utama rampungkan divestasi PLTU di Minahasa Utara
Baca juga: TBS catat kenaikan EBITDA sebesar 34,5 persen pada 2024
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025