Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi menjadi wilayah prioritas dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) menyusul meningkatnya indikator kerawanan lahan gambut terhadap kebakaran.
Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa meskipun saat ini tidak terdeteksi titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi di Jambi, sejumlah indikator lapangan menunjukkan perlunya kewaspadaan, terutama di Muaro Jambi.
Baca juga: BMKG ingatkan potensi karhutla di Jambi akibat rendahnya curah hujan
“Sebanyak 11 stasiun di Muaro Jambi mencatat tinggi muka air tanah dalam kondisi bahaya atau hitam, yaitu kurang dari -80 cm. Sementara tujuh stasiun lainnya berada dalam kategori sangat rawan,” kata dia.
Kondisi serupa juga terpantau oleh tim BMKG di Tanjung Timur, dengan 10 stasiun meteorologi menunjukkan status rawan atau kuning, berkisar antara -40 hingga -60 cm.
Berdasarkan indikator tersebut, BMKG merekomendasikan peningkatan frekuensi patroli darat dan operasi udara di dua wilayah Muaro Jambi dan Tanjung Timur.
Baca juga: Satgas Karhutla tebar 13 ton garam menjelang kemarau di Jambi
Baca juga: Lima helikopter dan pesawat OMC bantuan pusat tiba di Jambi
Menurut dia, BMKG akan terus memonitoring sebaran awan potensial dan memantau tinggi muka air tanah berikut indikator lainnya secara harian untuk mendukung operasi modifikasi yang mampu meningkatkan potensi hujan.
Berdasarkan pengalaman operasi modifikasi cuaca sebelumnya yang berlangsung pada 25 - 31 Juli 2025, cukup berdampak positif dimana hujan turun sepanjang hari selama periode penyemaian di Jambi. "Selama sembilan hari air yang dihasilkan mencapai 157,6 juta meter kubik,” kata dia.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.