Jakarta (ANTARA) - Majelis Masyayikh untuk pertama kalinya menggelar asesmen lapangan Ma’had Aly sebagai langkah penjaminan mutu pendidikan pesantren sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Ketua Majelis Masyayikh yang juga bertindak sebagai asesor, Abdul Ghaffar Rozin mengatakan asesmen ini berorientasi pada peningkatan mutu, bukan penghakiman atas temuan-temuan yang ada di lapangan.
"Ini adalah tonggak sejarah. Kami memastikan bahwa mutu Ma’had Aly tetap terjaga, dengan tetap berakar pada tradisi pesantren. Asesmen ini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk mendampingi, improvement dan meneguhkan kualitas kelembagaan," ujar Gus Rozin di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Majelis Masyayikh gelar pelatihan asesor Ma'had Aly jaga ruh pesantren
Gus Rozin menjelaskan asesmen tahap awal menyasar 12 Ma’had Aly yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Lokasi tersebut meliputi Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Asesmen lapangan tahap awal ini berlangsung mulai tanggal 15-30 September 2025," kata dia.
Sebagai bentuk komitmen, kata dia, enam belas asesor Majelis Masyayikh terjun langsung ke lapangan, termasuk delapan anggota Majelis Masyayikh.
Kehadiran asesor menegaskan proses asesmen bukan sekadar formalitas, tetapi dialog keilmuan dan tata kelola yang mendalam untuk peningkatan mutu pendidikan pesantren.
Asesmen ini juga didukung oleh Dewan Masyayikh sebagai mitra strategis dalam penjaminan mutu internal pendidikan pesantren.
"Asesmen Ma’had Aly ini berfokus pada kekhasan pesantren. Asesor tidak hanya menilai administrasi, tetapi juga mendalami aspek-aspek penting, seperti sanad keilmuan, penguasaan kitab turats, hingga kualitas karya ilmiah mahasantri dalam lingkup standar kompetensi lulusan, hingga kurikulum," kata dia.
Selain itu, Majelis Masyayikh juga memanfaatkan aplikasi Syamil untuk mendukung pencatatan data asesmen. Inovasi ini menunjukkan upaya mengintegrasikan tradisi pesantren dengan teknologi modern untuk memperkuat akuntabilitas dan transparansi proses asesmen.
Anggota Majelis Masyayikh, Muhyiddin Khotib menambahkan asesmen ini juga menjadi sarana memperkuat komunikasi antara Dewan Masyayikh, lembaga pesantren, dan masyarakat.
Baca juga: Standar mutu Ma'had Aly disusun, jawab tantangan regenerasi ulama
Baca juga: Masyayikh: Ma'had Aly jadi pilar pertahankan tradisi di pesantren
"Dengan asesmen ini, pesantren semakin terbuka dan dapat menunjukkan standar akademik yang dapat dipertanggungjawabkan, tanpa kehilangan identitasnya. Ini bentuk akuntabilitas sekaligus pengakuan terhadap pesantren di mata publik," katanya.
Hasil asesmen perdana ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam membangun dan memperkuat budaya mutu Ma’had Aly. Dengan demikian, lulusan Ma’had Aly diharapkan semakin terjamin mutunya, hak-hak sipilnya tanpa kehilangan kekhasan pesantren.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.