Tingkat kebakaran di Labuan Bajo tinggi, warga diimbau waspada

3 weeks ago 10

Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga Labuan Bajo agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran menyusul meningkatnya suhu panas pada musim kemarau tahun 2025.

"Kami imbau warga agar waspada dan tetap hati-hati," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Manggarai Barat (Mabar) Yeremias Ontong dihubungi di Labuan Bajo, Rabu.

Ia menyampaikan hal tersebut karena tingginya peristiwa kebakaran di Labuan Bajo selama dua pekan terakhir.

"Sebanyak lima peristiwa kebakaran itu yakni satu kebakaran bengkel, dua kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah utara Labuan Bajo, satu kebakaran bengkel dan satu kebakaran kandang ternak milik warga," katanya.

Baca juga: Polres Manggarai Barat-NTT bantu 15 wisatawan korban kapal terbakar

Dalam lima peristiwa kebakaran itu, lanjut dia, tidak ada korban jiwa, namun terdapat sejumlah kerugian materi yang dialami warga.

"Oleh karena itu jangan membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah tanpa pengawasan karena musim kemarau ini sangat mudah kebakaran itu semakin meluas," katanya.

Lebih lanjut ia juga meminta warga agar menjauh dari lokasi kebakaran karena sangat membahayakan warga dan menyulitkan petugas melakukan pemadaman.

"Kami imbau jika ada kebakaran lebih baik warga menghindar sejauh mungkin, biarkan petugas kebakaran dan mobil pemadam untuk lewat, karena kesulitan kami juga di situ," katanya.

Baca juga: Tim SAR siapkan personel evakuasi korban kapal wisata terbakar

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat menghindari membakar sampah di ruang terbuka tanpa pengawasan yang dapat memicu meluasnya kebakaran pada musim kemarau tahun ini.

"Karena bulan Agustus 2025 ini diprakirakan puncak musim kemarau," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran.

Potensi kebakaran makin tinggi karena angin yang dinilai cukup kencang serta kelembaban relatif (RH) atau ukuran persentase uap air di udara yang rendah. Jika RH semakin rendah maka potensi kekeringan makin tinggi.

Baca juga: BMKG sebut hujan sangat rendah pada enam kecamatan di Manggarai Barat

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |