Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mendorong implementasi Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) untuk memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan guna menyelesaikan masalah di masyarakat.
"Pendidikan tinggi harus mampu berinovasi untuk menjawab persoalan-persoalan sosial yang terjadi," kata Wamendiktisaintek Fauzan melalui keterangan di Jakarta, Minggu.
Wamen Fauzan memberikan apresiasi khusus kepada dosen berdampak yang telah mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat secara utuh.
Ia menilai kontribusi tersebut tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, tetapi juga menjadi teladan bagi sivitas akademika lainnya.
Baca juga: Kosabangsa Kemendiktisaintek berdayakan petani di Duwin-Manokwari
"Ini adalah prestasi akademik yang memiliki tanggung jawab moral karena sifat ilmu itu harus diamalkan atau ditularkan," ucap Fauzan.
Salah satu dosen yang dilibatkan pada program ini adalah Nindy Gaby Sepang, Dosen Pendidikan Fisika Universitas Sariputra Indonesia Tomohon, Sulawesi Utara.
Nindy berhasil melakukan implementasi teknologi pengering ikan guna membantu perekonomian warga Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara, pasca-erupsi Gunung Ruang beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat merupakan wujud nyata Tridarma yang harus memberikan dampak langsung.
"Sebagai dosen, tugas kami bukan hanya mengajar, tetapi menjalankan Tridarma, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Saya tidak mengharapkan hal yang lebih, saya ingin menerapkan inovasi yang saya miliki dan memberikan dampak nyata bagi seluruh warga Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara," ujar Nindy.
Baca juga: Kemdiktisaintek gelontorkan Rp30 miliar untuk penguatan riset daerah
Ia menjelaskan intervensi yang dilakukannya dengan menggunakan berbagai teknologi tepat guna telah dihadirkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat terdampak.
"Untuk nelayan, kami memberikan jaring, freezer penampungan, dan alat pengering putar yang mempercepat proses pengeringan ikan roa dari 12 jam menjadi 6–8 jam. Untuk peternak, kami membangun kandang koloni, mengajarkan formulasi pakan berbahan limbah ikan, serta menyediakan alat penetas telur dengan tingkat keberhasilan hampir 100 persen. Semua inovasi ini masih digunakan masyarakat hingga sekarang," ungkap Nindy.
Melalui kegiatan ini Kemdiktisaintek mengajak seluruh pihak memperkuat sinergi antara bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan pemanfaatan hasil riset unggulan perguruan tinggi yang relevan dengan kebutuhan warga, diharapkan peran perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa dapat semakin optimal.
Baca juga: Kemdiktisaintek pacu pembangunan daerah lewat Kosabangsa 2025
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































