Jakarta (ANTARA) - Pelatih profesional sepak bola Timo Scheunemann menyarankan liga sepak bola putri profesional tidak diikuti terlalu banyak tim peserta demi menjaga keberlanjutan tim dan iklim sepak bola putri.
“Saya justru melihat kalau idealnya liga pro itu tidak usah banyak tim, misalnya delapan kota saja, dan dihubungkan dengan universitas. Jadi mereka main pro sekaligus main di tim universitas. Jadi ada liga universitasnya, tapi juga ada liga pro-nya dengan pemain yang kira-kira hampir sama gitu,” ucap Scheunemann kepada Antara di Kong Soccer Arena, Jakarta, Minggu.
“Orang tua lebih mungkin mendukung anaknya jika ada jaminan pendidikan. Jadi mereka bisa melihat sepak bola sebagai jalur ke universitas,” lanjutnya.
Dengan jumlah tim peserta yang tidak banyak, maka jalannya roda kompetisi tidak terlalu panjang. Hal itu menurut Scheunemann lebih realistis diterapkan di Indonesia, karena pada umumnya seorang atlet putri pada usia tertentu sudah menikah dan dihadapkan pada kewajiban-kewajiban lain.
Baca juga: Scheunemann: Ekosistem sepak bola putri usia dini perlu dikembangkan
“Kalau perempuan tidak realistis seperti itu (liga rutin bergulir setiap pekan), karena kita juga harus lihat semuanya itu ada faktor ekonomi kan. Dan kalau putri biasanya juga, apalagi di Asia, umur 25 udah menikah dan sebagainya,” kata sosok yang sudah lama berkecimpung di pembinaan sepak bola putri itu.
Saat ini PSSI merencanakan menggulirkan kompetisi sepak bola putri secara reguler di usia dini, yakni Piala Pertiwi untuk usia 14 dan 16 tahun. Kompetisi itu dirancang untuk menjadi Liga 1 Putri yang rencananya digelar pada 2027.
Terakhir kali Indonesia memiliki liga sepak bola putri adalah pada 2019 dengan mengusung nama Liga 1 Putri. Saat itu Persib Putri menjadi juara setelah mengalahkan Tira Persikabo Kartini dalam dua leg final.
Meski masih minim kompetisi, tapi belum lama ini timnas putri Indonesia berhasil mengukir prestasi dengan menjuarai Piala AFF putri pada Desember 2024.
Baca juga: SDN Kalisari 01juara KU-12 Milklife Soccer Challenge Jakarta 2025
Baca juga: Piala Pertiwi, upaya PSSI tingkatkan grassroots sepak bola putri
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025