Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebut Federasi Internasional Olahraga Panjat Tebing (IFSC) menginginkan Indonesia kembali menjadi tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing seri selanjutnya.
"Kemarin saya disampaikan, mereka (IFSC) minta kami memastikan jadi host lima tahun ke depan," kata Menpora usai final disiplin lead putra dan putri Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Nusa Dua, Bali, Minggu malam.
Meski begitu, ia tidak menyebut secara spesifik lokasi kejuaraan dunia itu apabila kembali diadakan di Indonesia.
Adapun selama ini, tuan rumah seri piala dunia panjat tebing diadakan di Jakarta dan untuk pertama kalinya diadakan di Nusa Dua, Bali.
IFSC, kata dia, mengapresiasi pelaksanaan ajang bergengsi panjat tebing dunia untuk disiplin lead dan speed seri ketiga 2025 di Bali.
Sementara itu, untuk sarana dan prasarana pendukung perkembangan olahraga panjat tebing di Youth Elite Center Cibubur sudah bisa digunakan pada bulan ini untuk disiplin boulder, lead, dan speed.
Baca juga: Menpora sebut disiplin lead panjat tebing Indonesia alami kemajuan
"Nanti di pemusatan latihan yang akan kami bangun ke depannya juga pasti kami masukkan juga panjat tebing dan itu di arena GBK (Gelora Bung Karno)," ucapnya.
Sementara itu, Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Nusa Dua, Bali, ditutup dengan final disiplin lead putra dan putri.
Untuk sektor lead putri, medali emas diraih atlet asal Britania Raya Erin McNeice yang berhasil mencapai papan puncak.
Kemudian medali perak diraih pesaingnya saat ajang sama di Wujiang, China pada Sabtu (26/4) yakni atlet asal Korea Selatan Chaehyun Seo dan medali perunggu disabet atlet asal Jepang Mori Ai.
Sedangkan pada disiplin lead putra, atlet Jepang Satone Yoshida berhasil merebut emas dan medali perak direbut oleh atlet asal Prancis Max Bertone serta medali perunggu diraih atlet asal Spanyol Alberto Gines Lopez.
Baca juga: Atlet Indonesia finis terakhir di final panjat tebing lead putra
Baca juga: FPTI suguhkan atraksi budaya Bali ke atlet panjat tebing
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025