Tim ilmuwan temukan "korus luar angkasa" jauh dari Bumi

2 weeks ago 14

Beijing (ANTARA) - Tim peneliti internasional yang dipimpin ilmuwan asal China menemukan gelombang korus lebih dari 160.000 kilometer dari Bumi, sebuah fenomena luar angkasa yang sebelumnya diyakini hanya terjadi di dekat medan magnet dipol Bumi, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Thursday.

"Kami mengamati gelombang korus dengan frekuensi di bawah 100 Hz. Ketika kami mengubah gelombang korus menjadi output audio, kami memperoleh sepotong 'korus luar angkasa' yang dapat kami dengar," ungkap penulis pertama makalah itu Liu Chengming di Universitas Beihang, menggambarkan suara tersebut seperti "kicauan burung."

Medan magnet Bumi meluas hingga ke luar angkasa. Ketika partikel bermuatan di alam semesta melewati medan magnet, partikel tersebut dapat membangkitkan gelombang korus, atau gelombang elektromagnetik dengan karakteristik frekuensi yang mirip dengan kicauan burung pada pagi hari.

Sebagai salah satu fluktuasi elektromagnetik yang paling intens di luar angkasa, gelombang korus menjadi fokus utama dalam penelitian fisika antariksa. Gelombang tersebut secara luas dipercaya hanya terjadi di dekat wilayah medan magnet dipol Bumi.

Tim yang terdiri dari para peneliti dari China, Amerika Serikat (AS), dan Swedia itu menganalisis data dalam jumlah besar yang dikumpulkan oleh Magnetospheric Multiscale Mission, sebuah misi penyelidikan Matahari-Bumi. Mereka menemukan gelombang korus yang berjarak lebih dari 160.000 kilometer dari Bumi dan memberikan penjelasan teoretis bahwa interaksi gelombang-partikel nonlinier adalah penyebabnya.

Gelombang korus berperan penting dalam upaya untuk memahami pertanyaan-pertanyaan fundamental pada bidang luar angkasa dan memiliki implikasi praktis yang luas. Gelombang korus merupakan kunci percepatan elektron berenergi tinggi di sabuk radiasi Bumi dan pembentukan aurora yang berdenyut di daerah kutub.

Gelombang korus juga dapat memengaruhi perubahan cuaca antariksa, yang membahayakan kestabilan pengoperasian pesawat luar angkasa dan kesehatan para astronaut.

Temuan itu memberikan dukungan teoretis yang penting untuk pemodelan dan prakiraan cuaca antariksa yang tepat, menurut penelitian tersebut.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |