Cianjur (ANTARA) - Tim ahli pemugaran dan penelitian lanjutan Situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memfokuskan penelitian mendalam pilar yang menjadi pondasi dari struktur utama situs guna mengungkap bangunan lain di bawah permukaan tanah.
Ketua Tim Peneliti Situs Megalitikum Gunung Padang Ali Akbar di Cianjur Minggu, mengatakan pada penelitian sebelumnya ditemukan bebatuan di dasar tanah yang menyerupai struktur bangunan, sehingga sejumlah alat canggih akan digunakan dalam penelitian.
"Penggunaan alat canggih tersebut nantinya dapat menggambarkan struktur utuh Gunung Padang dan mengungkap misteri yang ada di dalamnya," kata dia.
Dia menjelaskan survei awal pada hari Sabtu, pihaknya bersama sejumlah ahli mengamati setiap bagian dari situs yang diduga lebih tua dari Piramida Giza di Mesir, termasuk mengamati tangga utama menuju teras Gunung Padang dimana tertutup tanah dan ditumbuhi pohon.
Pada hari pertama pengamatan, dia bersama sepuluh orang ahli memfokuskan pengamatan atau observasi lapangan di situs yang pertama kali ditemukan arkeolog asal Belanda pada tahun 1890, selanjutnya menjadi dasar titik mana yang harus diteliti lebih lanjut atau dilakukan ekskapasi.
Baca juga: Pemkab Cianjur mendukung lanjutan penelitian situs Gunung Padang
"Pengamatan langsung situs prasejarah ini, dilakukan belasan orang guna menentukan titik awal penelitian, dimana luas area situs kemungkinan lebih dari 1 hektar," katanya.
Pihaknya mengamati setiap bebatuan pada struktur piramida Gunung Padang, terlebih batu yang berdiri tegak diduga sebagai pilar pondasi, sehingga setelah penentuan titik awal tim ahli yang berjumlah 100 orang ditambah warga sekitar akan melakukan ekskapasi.
"Pada saat pemugaran situs tertua di dunia itu terdapat sembilan peneliti utama dengan bidang keahlian khusus, ahli di bidang arkeologi, geologi, geofisika, stratigrafi, geografi, geodesi, biologi, arsitek, planologi, tradisi lisan, hidrologi, hingga geoteknik," katanya.
Dari sembilan orang peneliti utama membawa anggota dalam timnya dengan status ahli, seluruh anggota tim merupakan peneliti dari dalam negeri dan dipastikan tidak ada ahli dari luar negeri atau asing yang dilibatkan.
Namun ketika ada peneliti asing yang menawarkan diri untuk ikut dalam tim pemugaran dan penelitian lanjutan, pihaknya tidak akan melarang, bahkan masyarakat sekitar akan dilibatkan dalam proses penelitian dan pemugaran.
Baca juga: Kemenbud pugar situs Gunung Padang mulai tahun 2025
Baca juga: Tim ahli libatkan masyarakat teliti Situs Gunung Padang pada 1 Agustus
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































