Terima audiensi UPI, Menteri Karding bahas kelas migran dan pelatihan

2 months ago 16

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menerima audiensi jajaran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kantor Kementerian P2MI Jakarta, Senin, guna membahas kelas migran dan pelatihan terpadu.

"Akan lebih baik di universitas, di semester awal sudah ada peminatan. Kita siapkan (pelatihan) bahasa, negara, dan lainnya sejak awal sehingga ketika lulus, mereka sudah siap kerja di luar negeri," kata Karding dalam siaran pers Kemen-P2MI di Jakarta, Senin.

Pada pertemuan tersebut Karding memaparkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam membangun ekosistem migrasi yang aman dan terkelola dengan baik. Salah satu bentuk konkretnya adalah Migrant Center, yakni pusat layanan satu atap untuk calon pekerja migran.

"Kami coba dorong terbentuknya Migrant Center di semua tempat. Boleh dilakukan perguruan tinggi, sekolah, swasta, atau pemda. Yang penting ada ruang untuk mempersiapkan masyarakat kita agar siap bekerja di luar negeri dengan skill [upskilling] dan pelindungan yang memadai," katanya.

Karding juga menyoroti potensi kerja sama dengan UPI dalam pembentukan pusat pelatihan terintegrasi, pemetaan kompetensi tenaga kerja, hingga pengembangan kurikulum kelas migran.

Oleh karenanya, Karding mendorong adanya kerja sama antara Kemen-P2MI dengan UPI untuk menyiapkan pelatihan terintegrasi bagi para calon pekerja migran Indonesia.

"Oleh karena itu, saya kira satu yang mungkin kita bisa konsolidasikan untuk kerja sama, yang pertama adalah bidang pendidikan dan pengajaran melalui pembentukan pusat pelatihan terintegrasi," katanya.

Menanggapi hal itu, Rektor UPI Didi Sukyadi menyatakan kesiapan institusinya untuk berkontribusi aktif dalam penguatan tata kelola migrasi tenaga kerja, termasuk melalui pendirian Migrant Center di lingkungan UPI.

"Kalau tadi ada ide untuk Migrant Center, bagi kami itu sangat pas dan sangat cocok. Dari sisi ruang kelas, pelatihan bahasa, dan koneksi, kami sudah siap. Yang kami butuhkan adalah panduan administratif dan regulasi agar tidak melanggar aturan," katanya.

Didi mengatakan pihaknya akan mulai memetakan minat mahasiswa untuk bekerja di luar negeri sejak dini, termasuk memberikan pelatihan bahasa sebagai bagian dari program studi.

"Saya akan minta data mahasiswa baru, siapa yang berminat bekerja di luar negeri. Di pagi hari mereka belajar konten akademik, dan di sore hari belajar bahasa. Target kami, 50 persen dari satu angkatan siap berangkat ke luar negeri," ucapnya.

Selain itu, UPI juga berencana untuk mengintegrasikan tema pekerja migran ke dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN), khususnya di wilayah migran seperti Cianjur dan Majalengka.

"Kalau diminta P2MI untuk KKN di wilayah-wilayah pekerja migran, kami siap. Asalkan ada modul dan pelatihan awal dari kementerian. Ini bisa jadi bentuk pengabdian sekaligus pemberdayaan," katanya.

Baca juga: Kementerian P2MI merancang PMI naik kelas jadi wirausaha

Baca juga: Menteri Karding bahas program kelas migran di seluruh SMK Lampung

Baca juga: Imigrasi Kelas I Medan-Sumut amankan 33 migran nonprosedural

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |