Kota Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi Al Haris memastikan bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) besok dijadwalkan datang ke Jambi untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Memang kemarin sudah datang water bombing kepada kita dan nanti mulai Sabtu (26/7) juga ada helikopter untuk memantau, mengawasi lahan yang terbakar itu," kata Gubernur Al Haris di Kota Jambi, Jumat.
Ia mengatakan bantuan helikopter sangat dinantikan untuk memudahkan kerja tim di lapangan, sesuai permintaan pemerintah provinsi mengusulkan enam helikopter. Empat digunakan untuk penyiraman udara (water bombing) dan dua untuk patroli pengawasan.
Baca juga: Hari ke-5, karhutla 264 hektare lahan gambut di Jambi belum juga padam
Selain itu Al Haris minta seluruh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Taruna Tanggap Bencana (Tagana), dan Masyarakat Peduli Api (MPA) tetap siaga melihat di mana potensi api yang masih tersebar di Jambi.
Kondisi cuaca saat ini mulai panas dan gubernur meminta masyarakat maupun petugas di lapangan mempertahankan sumber-sumber air guna memudahkan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk kegiatan pemadaman api.
Gubernur Al Haris mengatakan saat ini wilayah Jambi masih terdapat lahan yang terbakar, seperti di daerah Gambut Jaya di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Saat ini tim masih bekerja memadamkan api.
Baca juga: Terkendala sumber air, karhutla Muaro Jambi belum bisa dipadamkan
Di lokasi itu, kata dia, perlu penanganan khusus, mengingat lokasi yang terbakar merupakan kawasan tanah gambut, sehingga diperlukan kerja lebih untuk pemadaman api di wilayah itu.
Terkait bau asap yang mulai tercium di wilayah Kota Jambi, Gubernur Al Haris belum bisa memastikan penyebabnya. "Riau juga parah, mungkin pengaruh angin, yang jelas ada pengaruh kebakaran lahan di Jambi juga," katanya.
Baca juga: Sumbar perpanjang minta bantuan Manggala Agni Jambi padamkan karhutla
Pewarta: Agus Suprayitno
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.