Samarinda (ANTARA) - Balai Penyuluhan dan Pengembangan SDM (P2SDM) Wilayah V Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menggandeng Universitas Mulawarman (Unmul) untuk memperkuat kolaborasi dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ekonomi karbon.
"Kolaborasi itu penting dalam seluruh kegiatan yang ada di dunia pelatihan, dunia pendidikan di universitas," kata Kepala Balai P2SDM Wilayah V Elpa Rifadi di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Senin.
Elpa Rifadi menegaskan pihaknya tidak ingin lagi bekerja secara parsial atau sendiri-sendiri dalam upaya peningkatan kapasitas SDM.
Menurutnya, penyiapan SDM profesional ini memiliki bobot yang sangat strategis. Upaya ini, lanjutnya, merupakan jawaban terhadap tantangan global perubahan iklim.
Baca juga: MoU RI-CVCM, Menhut pastikan pasar karbon RI berintegritas tinggi
Selain itu, kata dia, kolaborasi ini bertujuan mendukung implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan NEK Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang Ditetapkan Secara Nasional Dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional.
Tujuan utamanya, kata dia, adalah menyiapkan SDM untuk mendukung target Indonesia's Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Pada Pelatihan Perhitungan Karbon Hutan dan Penyusunan Dokumen Aksi Mitigasi, Elpa menjelaskan kerja sama Balai P2DM Wilayah V dengan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Tropis Unmul itu berhasil meluluskan 100 persen dari 30 peserta.
Para peserta yang merupakan alumni Fakultas Kehutanan Unmul itu kini dibekali kompetensi inti yang sangat dibutuhkan, meliputi kemampuan menghitung cadangan karbon hutan, emisi karbon hutan, dan serapan karbon hutan.
Peserta juga dilatih mampu menyusun Dokumen Rencana Aksi Mitigasi (DRAM) serta Laporan Capaian Aksi Mitigasi (LCAM).
Baca juga: Indonesia targetkan Rp16 triliun dari perdagangan karbon selama COP30
Elpa menyatakan sertifikat kompetensi ini akan menjadi nilai tambah bagi portofolio para alumni saat memasuki dunia kerja.
Ke depan, pihaknya membangun kerja sama lebih lanjut melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) di tingkat pelaksana. Pihaknya juga membuka ruang bagi universitas untuk melaksanakan praktik atau penelitian di area Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Balai P2SDM Wilayah V, lanjutnya, memiliki KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) seperti di Labanan yang dapat dimanfaatkan Unmul.
"Kami juga membuka ruang sebesar-besarnya kepada universitas untuk melaksanakan praktik atau penelitian," ujarnya.
Pelatihan ini berlangsung intensif selama enam hari terhitung sejak 5 November 2025. Total pembelajaran mencapai 56 jam pelajaran, mencakup 26 jam teori di kampus Unmul dan 30 jam praktek di Arboretum Himba Etam Balai P2SDM Wilayah V.
Baca juga: SDM berperan penting wujudkan netralitas karbon
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































