Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya, Jawa Timur ditunjuk sebagai kota percontohan implementasi proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) oleh Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK) Pemerintah Jerman melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam keterangannya di Surabaya, Selasa, mengatakan Surabaya dipercaya sebagai implementasi efisiensi energi dan energi terbarukan Proyek SETI di sektor bangunan gedung.
"Surabaya dipilih sebagai pilot project implementasi efisiensi energi dan energi terbarukan Proyek SETI karena dinilai mampu mengurangi emisi gas rumah kaca pada bangunan," katanya dalam seminar Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Bangunan, di Auditorium Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Fabby mengatakan dalam kesempatan ini berkomitmen melakukan pendampingan terhadap Pemkot Surabaya untuk mempercepat dekarbonisasi dari sektor lingkungan terbarukan atau built environment.
"Sejak awal tahun SETI sudah bekerja di Surabaya, IESR sedang menjalankan studi nilai dasar konsumsi energi di bangunan gedung di Surabaya. Total ada 295 bangunan yang menjadi sampel, studi ini nantinya dapat memberikan informasi bagi pemilik bangunan untuk melaksanakan upaya-upaya penghematan energi dan memangkas biaya operasional bangunan di masa depan," kata Fabby.
Baca juga: Unhas bentuk pusat penelitian metalurgi, dukung energi berkelanjutan
Ia menyebutkan, proses studi lapangan efisiensi energi dan energi terbarukan ini akan tuntas pada akhir September 2025. Setelah itu, hasil dari studi tersebut akan dipresentasikan pada Oktober 2025.
"SETI akan terus memberikan pendampingan kepada pemangku kepentingan di Kota Surabaya untuk menjadikan Kota Surabaya itu terdepan dalam upaya dekarbonisasi dalam sektor bangunan gedung," katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan isu efisiensi energi dan energi terbarukan bukan sekadar wacana bagi Pemkot Surabaya.
Menurut dia, sektor bangunan memiliki kontribusi utama dalam hal konsumsi energi. Berdasarkan data global, sektor bangunan menjadi kontributor utama dan menyumbang sekitar 40 persen emisi energi di tahun 2030.
Irvan menyampaikan, hal ini sesuai dengan Visi Kota Surabaya yakni Transformasi Kota Surabaya Menuju Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan.
"Di sini ada kata berkelanjutan, kata ini yang menjadi motivasi kami dan arah kebijakan ke depannya," katanya saat mewakili Wali Kota Eri Cahyadi dalam seminar Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Bangunan di Auditorium Pascasarjana ITS.
Baca juga: AHY: Infrastruktur berkelanjutan kunci transisi energi-ekonomi hijau
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Filantropi bisa berperan akselerasi transisi energi
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.