Jakarta (ANTARA) - Tahukah Anda bahwa suku tertua di Indonesia diyakini berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, yakni Suku Wajak. Suku yang dikenal lewat penemuan Homo wajakensis ini menyimpan kisah misterius mengenai peradaban masa lalu yang kemudian menghilang secara misterius.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat kurang lebih 1.341 suku dan 742 bahasa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Di antara banyaknya suku yang ada, terdapat Suku Wajak.
Keberadaan Suku Wajak pertama kali diketahui melalui penemuan fosil manusia purba oleh seorang peneliti asal Belanda, B.D. Von Rietschoten, pada 24 Oktober 1888. Fosil tersebut ditemukan di lereng pegunungan karst di Kecamatan Campurdarat, Tulungagung.
Temuan itu mencakup bagian tengkorak, rahang bawah, dan tulang leher dari spesies manusia purba yang kemudian dinamai Homo wajakensis atau manusia Wajak.
Baca juga: Mengenal keunikan 5 suku yang ada di Papua
Penemuan tersebut menjadi titik penting dalam sejarah paleoantropologi Indonesia. Dari hasil analisis ilmiah, para ahli menyimpulkan bahwa Homo wajakensis memiliki kesamaan ciri dengan penduduk asli Australia, yaitu suku Aborigin. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menduga bahwa Suku Wajak merupakan salah satu nenek moyang awal dari suku bangsa yang mendiami benua Australia saat ini.
Diperkirakan, Suku Wajak telah menghuni wilayah Tulungagung sejak 500.000 hingga satu juta tahun yang lalu. Mereka diyakini telah memiliki sistem kehidupan yang maju, bahkan sebelum masa Neolitikum.
Salah satu bukti peradaban tinggi Suku Wajak adalah adanya praktik penguburan manusia, yang pada masa tersebut belum dikenal oleh banyak kelompok manusia prasejarah lainnya. Penguburan ini menandakan adanya kesadaran akan kehidupan setelah mati serta nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat Suku Wajak.
Selain dikenal karena kemampuan bertahan hidup di alam, Suku Wajak juga memiliki keunggulan dalam bidang kemaritiman. Mereka dikenal dapat membuat perahu atau sampan dari batang pohon besar yang dilubangi, dan mampu mengarungi perairan luas dengan peralatan sederhana. Kemampuan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki teknologi dan pengetahuan yang cukup maju di masanya.
Baca juga: Mengenal suku-suku utama di Pulau Kalimantan
Namun, jejak Suku Wajak secara misterius hilang dari catatan sejarah sekitar 73.000 tahun yang lalu. Sejumlah teori berkembang mengenai penyebab hilangnya suku ini. Salah satunya adalah dampak dari letusan dahsyat Gunung Toba, yang diyakini memicu perubahan iklim global serta bencana alam masif seperti tsunami. Beberapa ilmuwan juga mengaitkan migrasi besar-besaran Suku Wajak ke wilayah lain, termasuk kemungkinan perpindahan ke Jepang.
Teori migrasi ini diperkuat dengan dugaan adanya keterkaitan antara manusia Wajak dengan penduduk kuno di Pulau Ainu dan Pulau Jumono di Jepang. Diduga, bencana alam seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Krakatau, dan Gunung Toba mendorong Suku Wajak meninggalkan Pulau Jawa dan menyebar ke berbagai wilayah Asia Timur.
Meskipun demikian, hingga kini penyebab pasti hilangnya Suku Wajak masih menjadi misteri. Penelitian lanjutan dan ekskavasi arkeologis tetap diperlukan untuk mengungkap lebih jauh peran Suku Wajak dalam sejarah peradaban manusia di Asia Tenggara.
Kisah tentang Suku Wajak bukan hanya menjadi catatan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi pengingat akan kekayaan budaya dan warisan leluhur yang perlu dijaga serta dikaji lebih dalam. Oleh karena itu, generasi masa kini dapat memahami akar sejarahnya sekaligus mengambil pelajaran dari kejayaan peradaban masa lampau, demikian dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: Mengenal keberagaman suku di Pulau Sumatera, dari Aceh hingga Ogan
Baca juga: Mengenal 7 suku yang ada di Pulau Jawa
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025