Sudinkes Jaktim gencarkan inovasi SIDOKAR untuk mengentaskan TBC

4 hours ago 2
Metode ini memastikan pasien meminum obat dengan benar dan tepat waktu

Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur menggencarkan inovasi SIDOKAR yang merupakan akronim dari Skrining, Investigasi, TBC DO, TC SR, dan kemitraan lintas sektoral dan klaster untuk mengentaskan kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya.

"Kami terus gencarkan tentunya program inovasi SIDOKAR untuk pengentasan kasus Tuberkulosis di Jakarta Timur," kata Kepala Sudinkes Jakarta Timur Herwin Meifendy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Tuberculosis Direct Observation Therapy (TBC DO) merupakan strategi pengobatan yang melibatkan pengawasan langsung dari dokter atau petugas kesehatan terhadap pasien selama minum obat.

Baca juga: Munjirin perlombakan kelurahan terbaik dalam deteksi TBC di Jaktim

Metode ini memastikan pasien meminum obat dengan benar dan tepat waktu, meningkatkan efektivitas pengobatan, dan mencegah resistensi (kebal) terhadap obat.

Sudin Kesehatan Jakarta Timur akan terus menggencarkan upaya penanganan dan penemuan kasus (Treatment Coverage/TC) TBC sampai tingkat keberhasilan pengobatan dan pasien sembuh (Treatment Success Rate/SR).

"SIDOKAR ini memiliki lima aksi terkait dengan penelusuran kasus, edukasi ke masyarakat, hingga kolaborasi seluruh pemangku kepentingan terkait (stakeholders)," ujar Herwin.

Baca juga: Munjirin jemput bola deteksi penderita TBC di Jaktim

Lima aksi tersebut, pertama aksi Dokar yakni penjaringan TBC DO yang menyangkut penelusuran kasus TBC tidak minum obat. Kedua, aksi Kusir yakni kader untuk sisir kasus TBC, yang menyangkut skrining dan edukasi pasien TBC.

Ketiga, aksi Pelana yakni peta digital sebaran kasus TBC yang menyangkut pemantauan pasien dan menentukan tingkat kerentanan. Keempat, aksi Pedati yakni pusat edukasi dan informasi TBC yang menyangkut informasi-informasi layanan terkait kesehatan dan skrining TBC.

Kelima, aksi Bentor yakni kolaborasi lintas klaster dan lintas sektor yang menyangkut kolaborasi lintas program seperti gizi untuk mengukur kebisingan, kelembapan pencahayaan, dan menghitung status gizi.

"Salah satunya adalah proyek rumah modis. Dimana lewat rumah modis ini dibantu oleh kemitraan atau program CSR," ucap Herwin.

Baca juga: Munjirin minta semua pihak terlibat gencarkan Kampung Siaga TBC

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim) Munjirin bersama jajaran kesehatan setempat memakai langkah jemput bola untuk mendeteksi langsung penderita TBC di wilayahnya.

"Iya harus kita lakukan jemput bola untuk bisa memacu dan menemukan warga yang terkena TBC," kata Munjirin usai peluncuran Gerakan Nasional Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).

Langkah jemput bola ini dilakukan bersama jajaran Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur, Puskesmas, jajaran RT/RW, Kelurahan, dan Kecamatan se-Jakarta Timur.

Menurut Munjirin, perlunya mengoptimalkan fungsi Kampung Siaga TBC di setiap Kelurahan untuk menekan penyebaran kasus TBC. Termasuk mendeteksi kawasan terpencil yang ada di Jakarta Timur.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mencatat sebanyak 2.645 warga Jakarta Timur positif mengidap penyakit TBC selama periode Januari-Maret 2025.

Dari jumlah 2.645 kasus itu, 324 kasus diantaranya dari anak-anak karena kontak erat dengan orang terdekat. Wilayah terbanyak ditemukan kasus TBC di Jakarta Timur yakni Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo.

Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur selama tahun 2024, keberhasilan pengobatan pasien TBC mencapai 65 persen atau sebanyak 2.285 warga yang dinyatakan sembuh.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |