Kupang (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur bersama dengan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) melepasliarkan 10 ekor kura-kura rote atau kura-kura leher ular (Chelodina mccordi) ke habitatnya.
Kepala BBKSDA NTT Adhi Nurul Hadi kepada wartawan di Kupang, Sabtu, mengatakan bahwa 10 ekor kura-kura rote itu terdiri atas delapan ekor jantan dan dua ekor betina.
"10 ekor ini telah melalui seleksi kesehatan dan kesiapan individu, sehingga dinyatakan siang untuk dilepasliarkan ke habitatnya," katanya.
Ada dua danau di Pulau Rote yang menjadi lokasi pelepasliaran tersebut yakni Danau Lendeoen dan Danau Ledulu dengan setiap danau masing-masing dilepas lima ekor.
Proses pelepasan kura-kura yang hampir punah itu juga kata dia tidak hanya melibatkan WCS-IP, tetapi juga melibatkan Mandai Nature dan kelompok masyarakat serta Pemda setempat.
Baca juga: Karantina Lampung gagalkan penyeludupan satwa liar kura-kura dan ular
"Dia menjelaskan bahwa sebelum dilakukan pelepasan, BBKSDA, WCS-IP Mandai Nature serta masyarakat juga telah melakukan serangkaian kegiatan konservasi di Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao," ujar dia.
Kegiatan itu meliputi peninjauan program konservasi, pelepasan kura-kura rote ke habitat alami, serta penguatan peran masyarakat dalam pelestarian spesies endemik yang terancam punah itu.
Wakil Bupati Rote Ndao Apremoi D Dethan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas upaya konservasi itu. Dia menekankan pentingnya peran aktif masyarakat melalui kelompok kerja kolaboratif yang telah dibentuk oleh BBKSDA NTT dan WCS-IP.
Dia mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Rote Ndao juga berkomitmen untuk mengembangkan potensi wisata di Danau Lendeoen dan Danau Ledulu, sekaligus memulihkan danau-danau lain sebagai habitat kura-kura rote.
Baca juga: Peneliti BRIN temukan dua spesies baru kumbang kura-kura dari Sulawesi
Selain pelepasan, tim juga terlibat dalam aktivitas rutin monitoring kura-kura rote, seperti pengukuran kualitas air, pengukuran fisik kura-kura, eradikasi musuh alami, serta patroli
sekitar danau.
Dia menambahkan bahwa pelepasliaran tersebut juga menandai langkah penting dalam upaya penyelamatan kura-kura rote, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat.
Dengan sinergi ini, diharapkan kura-kura rote dapat kembali berkembang biak secara alami di habitat aslinya serta memperkuat kesadaran masyarakat akan
pentingnya melindungi satwa endemik dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat.
Baca juga: Perlu penangkaran kura-kura rote oleh masyarakat guna jaga kelestarian
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025