Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur mengedukasi warga untuk mencari penderita Tuberkulosis (TBC) melalui sistem TOS (Temukan, Obati, dan Sembuhkan) untuk menekan penyebaran penyakit yang menyerang organ paru-paru ini.
"Kita harap semua elemen masyarakat untuk melakukan TOS TB. Kita temukan, obati, sampai sembuh. Itu terus kita edukasi dan canangkan," kata Kepala Sudinkes Jakarta Timur Herwin Meifendy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Sudinkes Jaktim gencarkan inovasi SIDOKAR untuk mengentaskan TBC
Herwin menyebut, jika nantinya upaya pendeteksian TBC di setiap wilayah digencarkan, tentunya ada peningkatan angka kasus di setiap tahunnya.
Namun, hal ini menjadi stigma positif terkait upaya Pemkot Jakarta Timur untuk mengobati penderita TBC hingga sembuh, dan mencegah penyebaran kasus.
Herwin mencontohkan COVID-19 yang awalnya banyak tidak bersedia jika diikutkan tes swab antigen. Namun, ketika pemeriksaan digiatkan praktis penderita juga ikut meningkat, tentunya hal itu dibarengi dengan pengobatan untuk mendorong angka kesembuhan, hingga akhirnya periode COVID-19 lewat.
Baca juga: Munjirin perlombakan kelurahan terbaik dalam deteksi TBC di Jaktim
"Kita harapkan juga, dengan adanya peningkatan penemuan kasus TBC di Jakarta Timur, itu akan ada peningkatan pengobatan sampai sembuh. Baik yang mungkin sudah resisten obat, maupun yang masih sensitif dengan obat," ucap Herwin.
Menurut Herwin, memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya TBC dan takut berobat ketika terkena TBC dapat menghilangkan stigma negatif dan rasa malu untuk berobat.
"Pasti ada peningkatan kasus, tapi dengan peningkatan kasus kita tidak malu, kita harus berikan obat. Itu yang penting. Jangan sampai orang yang kita tidak tahu dia penderita TBC misalkan satu rumah itu, terus tidak diobati bisa jadi tertular semua keluarga dan lingkungannya," jelas Herwin.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mencatat sebanyak 2.645 warga Jakarta Timur positif mengidap penyakit tuberkulosis (TBC) selama periode Januari hingga Maret 2025.
Baca juga: Munjirin jemput bola deteksi penderita TBC di Jaktim
Dari jumlah 2.645 kasus itu, 324 kasus diantaranya dari anak-anak karena kontak erat dengan orang terdekat. Wilayah terbanyak ditemukan kasus TBC di Jakarta Timur yakni Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo.
"Jakarta Timur yang paling banyak itu di Pulogadung dan Cakung. Karena Cakung kan luas dan penduduknya banyak. Artinya, itu pasti ada perbandingan lurus. Tapi dengan penemuan kasus ini, jangan dianggap suatu masalah, tetapi kita ada upaya dan masyarakat mau berobat," ujar Herwin.
Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur selama tahun 2024, keberhasilan pengobatan pasien TBC mencapai 65 persen atau sebanyak 2.285 warga sudah sembuh.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025