Sosok Peter Erdo, salah satu calon Paus pengganti asal Hungaria

3 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Kepergian Paus Fransiskus pada Senin Paskah, 21 April 2025, menandai dimulainya masa konklaf untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik Roma. Dalam dinamika tersebut, nama Kardinal Peter Erdo, Uskup Agung Esztergom-Budapest, Hungaria, mencuat sebagai salah satu kandidat kuat penerus Takhta Suci Vatikan.

Erdo, yang saat ini berusia 72 tahun, lahir pada 25 Juni 1952. Ia dikenal luas sebagai pakar hukum kanon dan figur utama dari kalangan konservatif Gereja. Keahliannya dalam hukum Gereja menjadikannya salah satu tokoh yang dihormati di lingkungan Kuria Roma maupun di kalangan keuskupan Eropa Tengah.

Menurut laporan media internasional, banyak umat Katolik yang melihat Erdo sebagai figur yang dapat membawa Gereja kembali kepada tatanan yang lebih tegak secara hukum kanon. Seorang pengamat Vatikan, Edward Pentin, menyatakan bahwa Erdo dianggap sebagai "sosok yang aman dan bisa dipercaya" dalam masa transisi kepemimpinan Gereja saat ini.

Secara teologis, Kardinal Erdo berpandangan konservatif. Ia kerap menekankan pentingnya akar kekristenan di Eropa dan menegaskan nilai-nilai tradisional Gereja Katolik dalam berbagai forum internasional. Meskipun demikian, Erdo dikenal sebagai pribadi yang pragmatis dan tidak pernah secara terbuka menentang kebijakan Paus Fransiskus, berbeda dengan beberapa tokoh tradisionalis lainnya.

Baca juga: Profil Peter Turkson, calon pengganti Paus Fransiskus asal Ghana

Salah satu momen penting dalam kiprah publik Erdo terjadi pada krisis migran tahun 2015. Ketika Paus Fransiskus menyerukan agar gereja-gereja membuka pintu bagi para pengungsi, Erdo menyampaikan pandangan berbeda. Ia menilai bahwa membuka gereja bagi migran secara sembarangan dapat dianggap sebagai bentuk perdagangan manusia. Pernyataan tersebut selaras dengan pandangan nasionalis pemerintah Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban.

Meski berasal dari spektrum konservatif, Erdo juga dikenal luas sebagai tokoh yang memiliki pendekatan diplomatis terhadap perbedaan dalam Gereja. Ia mendukung upaya Paus Fransiskus dalam menjalin dialog ekumenis dengan Gereja Ortodoks, yang menunjukkan keterbukaannya dalam membangun persatuan antar umat Kristiani.

Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik di Hungaria, yang merupakan sebuah negara dengan lebih dari 80 persen populasi beragama Kristen, Erdo memiliki posisi strategis dalam konteks geopolitik dan kebudayaan Eropa.

Di tengah pertarungan wacana antara kubu progresif dan konservatif di dalam Gereja Katolik global, sosok Erdo dianggap dapat menjadi figur pemersatu. Ia dihormati tidak hanya oleh kalangan konservatif, tetapi juga mendapatkan pengakuan dari kalangan yang lebih liberal, yang melihatnya sebagai tokoh rasional dan terbuka terhadap dialog.

Melalui latar belakang akademik yang kuat, posisi strategis di Eropa Timur, serta reputasi sebagai penjaga nilai-nilai tradisional Gereja, Kardinal Peter Erdo menjadi salah satu kandidat yang patut diperhitungkan dalam pemilihan Paus selanjutnya, demikian dikutip dari sejumlah sumber.

Baca juga: Vatikan: Paus meninggal karena stroke diikuti koma dan gagal jantung

Baca juga: Komunitas Sant'Egidio: Paus tak pernah putus asa sampaikan pesan damai

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |