2024, Kontribusi RI pada pasokan timah global turun jadi 12 persen

4 hours ago 2
Menurunnya pasokan timah dari Indonesia juga mengakibatkan kenaikan harga timah dunia dari harga rata-rata 26.583 dolar AS per ton pada 2023 dan menjadi rata-rata 31.164 dolar AS per ton pada 2024,

Jakarta (ANTARA) - Holding BUMN industri pertambangan MIND ID mengungkapkan, produksi timah Indonesia pada 2024 menurun, yang mengakibatkan kontribusi Indonesia terhadap pasokan timah global ikut terkikis menjadi hanya sekitar 12 persen.

Berdasarkan data ekspor yang disampaikan Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu, pada 2023 Indonesia mampu mencatatkan produksi timah sebesar 65.000 ton, yang berkontribusi sebesar 17,5 persen terhadap total pasokan timah dunia.

Namun, Maroef mengatakan, terjadi penurunan drastis pada 2024 di mana produksi timah Indonesia menyusut menjadi hanya 45.000 ton. Akibatnya, kontribusi Indonesia terhadap pasokan timah global ikut merosot menjadi hanya sekitar 12 persen.

“Menurunnya pasokan timah dari Indonesia juga mengakibatkan kenaikan harga timah dunia dari harga rata-rata 26.583 dolar AS per ton pada 2023 dan menjadi rata-rata 31.164 dolar AS per ton pada 2024,” katanya.

“Hal tersebut membuktikan pengaruh pasokan timah Indonesia terhadap pasar global,” kata dia menambahkan.

Maroef menyebut Indonesia saat ini menjadi salah satu dari tiga negara produsen timah terbesar dunia bersama China dan Peru. Saat ini komoditas timah belum dapat digantikan oleh komoditas lainnya sehingga permintaannya akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, Maroef mendorong perlu adanya peningkatan kerja sama strategis antara Indonesia dengan China dan Peru untuk menjaga stabilitas pasar timah global.

Dengan demikian, Indonesia dapat kembali meningkatkan produksinya dan mempertahankan perannya sebagai pemain penting dalam rantai pasok timah dunia.

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk mencakup 288.638 hektare wilayah darat dan 184.672 hektare wilayah laut, atau total sekitar 600 ribu hektare.

Namun, Maroef mengatakan, kontribusi produksi justru didominasi oleh perusahaan swasta. Saat ini, produksi dari perusahaan swasta mencapai 75 persen dari total produksi timah nasional, sementara PT Timah hanya menyumbang 25 persen.

Ia berharap pemerintah Indonesia dapat segera merumuskan regulasi yang efektif dan memperbaiki tata kelola pertambangan timah agar produksi nasional dapat kembali meningkat dan memberikan kontribusi yang optimal bagi perekonomian negara serta stabilitas harga timah dunia.

Baca juga: MIND ID dorong pengolahan timah untuk perkuat ekonomi nasional

Baca juga: RUPSLB PT Timah sepakati perubahan direksi dan komisaris

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |