Kudus (ANTARA) - Sejumlah siswa jenjang SMA penyandang disabilitas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendapat kesempatan untuk belajar membatik sebagai upaya memberikan keahlian sekaligus memotivasi mentalnya agar lebih percaya diri.
Pemilik Muria Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus, Selasa, menjelaskan pelatihan ini menjadi bentuk kepedulian terhadap anak-anak penyandang difabel yang kerap mengalami keterbatasan dalam mencari pekerjaan di luar.
"Awalnya memang butuh pendampingan ekstra, terutama untuk membangun kepercayaan diri mereka. Tapi setelah diarahkan, ternyata potensi anak-anak ini luar biasa, hasil karyanya tidak kalah dengan pembatik pada umumnya," ujarnya di sela-sela mendampingi penyandang difabel praktik membatik di workshop Muria Batik Kudus.
Saat ini, kata dia, ada tujuh siswa difabel dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Cendono Kudus yang mengikuti pelatihan membatik.
Mereka belajar mulai dari tahap dasar seperti mencolet warna hingga menghasilkan batik dengan kualitas terampil. Bahkan, karya mereka sempat diikutkan dalam lomba tingkat eks Keresidenan Pati dan berhasil meraih juara pertama.
Baca juga: Lansia hingga difabel gratis masuk sejumlah tempat wisata di Jakarta
Yuli menambahkan tantangan terbesar bukan hanya soal keterampilan, melainkan juga menjaga semangat anak-anak yang sering kali berubah-ubah. Namun dengan pendampingan sabar dan konsisten, beberapa siswa kini mampu menjadi mentor bagi adik-adik difabel lainnya.
Selain memberi manfaat langsung kepada anak-anak difabel, Muria Batik Kudus juga mendapatkan dukungan penuh dari PT Pertamina melalui program pembinaan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dukungan tersebut meliputi pelatihan, modal usaha, hingga fasilitasi pameran baik di dalam maupun luar negeri.
“Bu Yuli ini contoh nyata pelaku UMKM yang sukses merintis usahanya dari bawah, menghidupkan kembali batik Kudus, sekaligus memberi kebermanfaatan bagi kelompok rentan di sekitarnya,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan.
Dengan semangat tersebut, Muria Batik Kudus tidak hanya menjaga warisan budaya lokal, tetapi juga membuka jalan bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri dan berdaya.
Baca juga: Kemenperin dan YBI tarik minat membatik generasi muda lewat GBN 2025
Baca juga: Pemkab Mojokerto berdayakan perempuan dengan berlatih membatik
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.