Surabaya (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mempercepat pencapaian swasembada gula nasional dengan melakukan bongkar ratoon dan pengembangan areal tebu di Jombang, Jawa Timur.
"Ini sebagai langkah strategis memperkuat produksi gula dan energi hijau nasional," kata Direktur Utama PT SGN Mahmudi di Surabaya, Jumat.
Mahmudi menyampaikan apresiasi kepada para petani tebu Jombang atas kontribusi mereka dalam menjaga produktivitas tebu.
Ia menjelaskan Jawa Timur memegang peran kunci dengan kontribusi hingga 60 persen terhadap produksi gula nasional.
Melalui Perpres 40/2023, Presiden mengarahkan percepatan swasembada gula dan penguatan energi berbasis etanol.
Mahmudi menuturkan pemerintah menargetkan 100 ribu hektare bongkar ratoon tahun ini dan 100 ribu hektare tambahan pada 2026.
PT SGN yang mengoperasikan 24 pabrik gula di Jawa Timur dengan rencana penambahan enam pabrik baru siap mendukung penuh program tersebut dan mengajak petani menyiapkan bibit bongkar ratoon untuk musim tanam 2026.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak pun menekankan pentingnya percepatan penanaman sebagai bagian dari langkah menuju swasembada gula nasional.
Emil mengatakan tebu tidak hanya menjadi sumber gula tetapi juga bahan baku bioetanol yang dapat memperkuat sektor energi hijau Indonesia.
Petani sendiri selama ini, kata dia, memiliki komitmen untuk terus melakukan bongkar ratoon secara mandiri.
Hingga kini, tercatat 30.000 hektare lahan telah diremajakan oleh petani atau hampir mencapai separuh dari target provinsi.
Peluncuran program ini pada akhirnya diharapkan mempercepat peningkatan produktivitas tebu dan menjadikan Jawa Timur motor utama dalam mewujudkan swasembada gula sekaligus penguatan energi berkelanjutan di Indonesia.
Baca juga: Danantara dorong sinergi BUMN wujudkan swasembada gula
Baca juga: Mentan targetkan bongkar ratoon di Jawa capai 80.053 hektare
Baca juga: Mentan minta Jatim maksimalkan anggaran Rp700 miliar untuk sektor tebu
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
