SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu

3 weeks ago 10

Surabaya (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menyatakan kesepakatan penerapan harga minimal gula sebesar Rp14.500 per kilogram merupakan upaya untuk menjaga keberlanjutan usaha petani tebu nasional.

“Momentum ini adalah bukti nyata perhatian serius pemerintah dan industri terhadap keberlangsungan tebu rakyat,” kata Direktur Utama PT SGN Mahmudi di Surabaya, Senin.

Mahmudi menuturkan beberapa waktu lalu SGN melakukan diskusi bersama Badan Pangan Nasional, Kemenko Pangan, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Kantor Staf Presiden (KAP), dan Satgasda Polda Jawa Timur mengenai Penyerapan Gula Petani.

Diskusi tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan penting di antaranya penyerapan gula petani akan segera dilakukan melalui dana Danantara dengan sisa produksi yang belum terserap akan ditangani oleh para pedagang gula.

Seluruh pihak juga menegaskan komitmen untuk mencegah bocornya gula rafinasi ke pasar eceran sedangkan penjualan tebu petani diwajibkan melalui mekanisme lelang di pabrik gula dengan harga minimal Rp14.500 per kilogram.

Adapun aspek teknis pelaksanaan program penyerapan diserahkan kepada PT SGN, ID Food, dan APTRI untuk memastikan proses berjalan efektif dan sesuai ketentuan.

Rapat itu juga menghasilkan komitmen bersama bahwa pabrik gula, petani, dan pedagang harus berjalan dalam satu visi menjaga stabilitas harga, kelancaran distribusi, dan keberlanjutan industri gula nasional sepanjang musim giling 2025.

Menurut Mahmudi, hasil dari sinergi ini menjadi berkah bagi industri gula karena pemerintah memberikan dukungan nyata, petani berkomitmen meningkatkan produktivitas, pabrik gula melakukan perbaikan mutu, dan pedagang mengatur tata niaga.

“Dengan sinergi ini, kami optimistis industri gula ke depan bisa lebih baik,” ujar Mahmudi.

Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa menambahkan, sinergi yang kuat antara seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk memajukan industri gula nasional.

“Petani dan pedagang tidak bisa berjalan sendiri. Semua harus saling mendengar dan saling melengkapi. Pemerintah hadir, pedagang berkontribusi, dan petani berjuang,” kata Ketut.

Baca juga: Wapres pastikan pemerintah dukung petani capai swasembada gula

Baca juga: Dirut SGN ajak jaga ekosistem gula dari hulu ke hilir

Baca juga: Khofifah-SGN sediakan 70.000 Ha lahan tebu untuk swasembada gula

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |