Gaza (ANTARA) - Rumah Sakit Mata Gaza mencatat peningkatan kasus kebutaan di tengah agresi dan blokade Israel, dengan jumlah penderita kebutaan sebagian atau penuh mencapai 1.200 orang hanya di Gaza City dan wilayah Al-Nasr.
Kepada Voice of Palestine pada Senin (21/7), Kepala RS Mata Gaza dr. Abdel Salam Sabah menyatakan bahwa pihaknya mencatat total 1.500 kasus kebutaan sebagian atau total akibat cedera mata sejauh ini.
Sementara, korban lainnya melaporkan kehilangan indra penglihatan secara berangsur-angsur akibat penyakit mata kronis yang memburuk akibat tiadanya penanganan medis yang layak.
Sabah menyatakan bahwa 4.000 hingga 5.000 pasien lainnya, yang sebelumnya kerap melakukan kontrol rutin ke RS Mata Gaza dan kini tak bisa lagi mengakses pengobatan lanjutan, turut terancam kehilangan penglihatannya.
Ia menegaskan bahwa malnutrisi parah menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang melemahkan saraf optik dan meningkatkan risiko cacat mata berangsur atau permanen, khususnya di kalangan pengidap diabetes.
Sejak 2 Maret 2025, pasukan penjajah Israel menutup seluruh titik penyeberangan ke Jalur Gaza dan melarang masuknya semua bentuk bantuan makanan dan obat-obatan ke wilayah tersebut, sehingga menyebabkan bencana kelaparan yang luas.
Agresi zionis Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan tewasnya 58.895 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan cedera pada 140.980 orang lainnya.
Sumber: WAFA
Baca juga: Trump terkejut oleh pengeboman Israel di Suriah dan gereja Gaza
Baca juga: UNRWA sebut operasi GHF seperti perangkap kematian sadis di Gaza
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.