Jakarta (ANTARA) - Penyanyi-penulis lagu asal Korea Selatan, G-Dragon mengungkapkan masa sulit usai penyelidikan terkait tuduhan kasus dugaan narkoba yang menyeret namanya pada tahun 2023.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Yonhap, Kamis (6/11), G-Dragon dalam program Son Suk-hee's Questions 3 bercerita tentang dampak emosional dari penyelidikan tersebut sempat begitu terpukul.
“Tidak ada tempat untuk menyuarakan pendapat atau perasaan pribadi saya. Meskipun saya adalah korban, situasinya menjadi tidak terkendali, membuat saya merasa putus asa dan kosong,” kata G-Dragon.
Baca juga: G-Dragon ditunjuk jadi duta promosi untuk KTT APEC Korea Selatan 2025
Musisi bernama lengkap Kwon Ji-yong itu mengaku sempat mempertimbangkan ingin pensiun dari industri musik imbas tuduhan tersebut.
“Saya bahkan tidak ingin mengadakan konferensi pers untuk menyatakan posisi saya. Saya berpikir, 'Apakah benar bagi saya untuk kembali?' Saya bisa saja pensiun dan hidup sebagai orang biasa, tetapi tidak ada alasan untuk melakukan itu juga,” ujar dia.
Anggota grup idola K-Pop BIGBANG itu mengatakan bahwa dari pengalamannya di masa sulit tersebut yang membentuknya tercipta lagu “Power” yang dirilis pada November tahun lalu. Lagu itu juga menandai kembalinya G-Dragon ke dunia musik setelah absen selama tujuh tahun.
Baca juga: Sosok G-Dragon, "king of K-Pop" yang akan menggelar konser di Jakarta
“Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan selama masa sulit itu adalah mengekspresikan diri melalui musik," ujar dia.
G-Dragon sebelumnya diselidiki polisi pada tahun 2023 atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Pengendalian Narkotika.
Bintang K-Pop itu akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan pada Desember 2023 usai dinyatakan negatif. Dalam masa penyelidikan itu G-Dragon dengan tegas membantah tuduhan tersebut bahkan secara sukarela hadir untuk pemeriksaan polisi.
Baca juga: Lagu baru G-Dragon raih popularitas di berbagai negara
Baca juga: G-Dragon: Tuduhan kasus narkoba tidak benar
Penerjemah: Sri Dewi Larasati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































