Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) International Economic Association (IEA) Lili Yan Ing mengatakan sudah saatnya Indonesia dan ASEAN mulai melakukan diversifikasi baik dari perdagangan hingga investasi di luar Amerika Serikat dan China.
Ia menyebut bahwa ASEAN harus mempersiapkan diri dari peningkatan tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Perang dagang antara kedua negara nilai masih akan terus berlanjut.
"Indonesia serta ASEAN harus bisa mempersiapkan diri dari peningkatan tensi yang akan terus terjadi. Jadi intinya adalah sudah mulai saatnya bagi Indonesia dan ASEAN untuk diversifikasi bukan hanya di perdagangan, investasi, tapi juga di currency dan payment systems," ujar Lili dalam diskusi "Indonesia di Era Perang Dagang Trump" secara daring di Jakarta, Kamis.
Lili menyampaikan perang antara Amerika dan China tidak lagi seputar masalah perdagangan, namun akan bergeser ke arah industri strategis dan teknologi.
Sebagai antisipasi atas tensi yang diprediksi masih terus berlanjut, Indonesia perlu menciptakan stabilitas makro ekonomi, terutama dari sisi defisit fiskal, dan pengeluaran fiskal.
Baca juga: IEA: Investasi efisiensi energi global harus tiga kali lipat pada 2030
Selain itu, Indonesia juga perlu mempertahankan konsistensi kebijakan, hukum dan peraturan. Sebab, banyak perusahaan yang khawatir untuk melakukan ekspansi di Indonesia karena ketidakpastian regulasi di Indonesia.
"Ini penting bagi Indonesia untuk melanjutkan domestic reform, bukan untuk Amerika, bukan untuk China tapi untuk kepentingan Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, Lili mengatakan Indonesia juga perlu meningkatkan daya saing untuk kemampuan digital dan kecerdasan buatan (AI). Selama ini, kerja sama antara Indonesia dan China masih sebatas investasi infrastruktur. Menurutnya, China dan Amerika Serikat telah sejajar untuk kemampuan digital.
"Sudah saatnya Indonesia memperbesar atau ekspansi kerjasama dengan China khusus untuk di digital industrial robots dan AI," imbuhnya.
Baca juga: IEA: Penjualan mobil listrik diperkirakan melonjak 35 persen pada 2023
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.