Tokyo (ANTARA) - Korea Utara menegaskan tidak akan pernah meninggalkan program senjata nuklirnya, kata seorang diplomat senior dalam sidang Majelis Umum PBB, Senin, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan minat untuk kembali berunding dengan Pyongyang.
Wakil Menteri Luar Negeri Kim Son Gyong menyatakan upaya denuklirisasi Korea Utara “sama dengan menuntutnya menyerahkan kedaulatan, hak untuk hidup, dan melanggar Konstitusi.”
Ini menjadi pertama kalinya sejak 2018 Korea Utara mengirim diplomat senior dari Pyongyang untuk berbicara di forum tahunan PBB tersebut.
“Kami tidak akan pernah menyerahkan nuklir, yang merupakan hukum negara, kebijakan nasional, dan kekuatan kedaulatan kami,” tegas Kim. “Dalam kondisi apa pun, kami tidak akan bergeser dari posisi ini.”
Pernyataan itu muncul sepekan setelah media resmi Korea Utara mengutip pemimpin Kim Jong Un yang menyebut masih memiliki “kenangan baik” terhadap Trump.
Menurut media pemerintah, Kim Jong Un juga mengatakan kepada parlemen pada 21 September bahwa ia tidak melihat “alasan” menolak kembali berdialog dengan AS jika Washington meninggalkan tuntutan agar Pyongyang melepaskan senjata nuklirnya.
Pada masa jabatan pertamanya, Trump bertemu langsung dengan Kim Jong Un sebanyak tiga kali—di Singapura, Vietnam, dan desa gencatan senjata Panmunjom—antara 2018 dan 2019.
Baca juga: Korut siap lanjutkan dialog dengan AS tanpa tuntutan denuklirisasi
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump berulang kali memuji pertemuan itu dan menyatakan kesediaan melanjutkan diplomasi dengan Pyongyang.
Meski komentarnya terhadap AS pada Senin itu relatif lunak, Kim Son Gyong menuding AS dan dua sekutunya, Jepang serta Korea Selatan, menargetkan Korea Utara dan memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea.
Ia mengecam kerja sama pertahanan jangka panjang serta latihan militer rutin ketiga negara itu.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun menggelar pertemuan trilateral di New York di sela sidang PBB.
Meski Kim Jong Un sempat membuka peluang dialog, ketiga diplomat tersebut menegaskan kembali “komitmen tegas” mereka untuk denuklirisasi penuh Korea Utara.
Sumber: Kyodo
Baca juga: Korut tegaskan status negara nuklir permanen, tantang tekanan dari AS
Penerjemah: Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.