Jakarta (ANTARA) - Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menggugat Elon Musk pada Selasa (14/1) waktu setempat, atas dugaan pelanggaran sekuritas terkait akuisisinya terhadap Twitter, yang kini bernama X.
SEC menuduh Musk gagal mengungkap kepemilikan 5 persen sahamnya di Twitter secara tepat waktu, yang melanggar undang-undang sekuritas federal, menurut dokumen pengaduan yang diajukan di pengadilan federal di Washington DC, Amerika Serikat.
SEC mengklaim Musk menunda pengungkapan ini untuk meningkatkan kepemilikannya di Twitter dengan harga diskon.
Gugatan ini diajukan pada minggu terakhir Gary Gensler menjabat sebagai Ketua SEC sebelum dia mengundurkan diri pada 20 Januari.
Gensler dan Musk telah beberapa kali berselisih selama empat tahun terakhir, termasuk bulan lalu ketika Musk mengejek tawaran penyelesaian dari kantor SEC melalui platform X.
Baca juga: Pemegang saham Tesla gugat Elon Musk karena lebih fokus pada xAI
Namun, Musk kemungkinan akan menghadapi komisaris SEC yang lebih bersahabat dalam beberapa minggu mendatang ketika kandidat pilihan presiden terpilih AS Donald Trump menjabat.
Pengaduan SEC menyatakan bahwa Musk terlambat 11 hari dalam mengungkap akuisisinya atas Twitter. Setelah membeli lebih dari 5 persen saham Twitter – yang diduga dilakukan Musk pada 24 Maret 2022 – dia diharuskan oleh SEC untuk mengajukan laporan kepemilikan yang menguntungkan. Namun, laporan tersebut baru diajukan pada 4 April 2022.
Selama periode keterlambatan pengungkapan ini, Musk diduga meningkatkan kepemilikannya di Twitter dari 5 persen menjadi 9 persen.
Pada hari Musk mengungkap akuisisinya ke SEC, harga saham Twitter naik 27 persen dari harga penutupan hari sebelumnya.
SEC mengklaim bahwa keterlambatan ini memungkinkan Musk mendapatkan saham Twitter dengan harga lebih murah, sehingga menghemat lebih dari 150 juta dolar AS (Rp2,4 triliun).
Baca juga: Twitter digugat karena tak bayar tagihan setelah dibeli Elon Musk
Dalam pengaduannya, SEC mengusulkan agar Musk mengembalikan keuntungan yang diperoleh secara tidak sah dan membayar denda sipil tambahan.
Pengadilan federal nantinya akan memutuskan apakah tuduhan SEC memiliki dasar dan menentukan apakah Musk harus didenda.
Pengacara Musk Alex Spiro menyebut pengaduan ini sebagai “pengakuan” bahwa SEC tidak dapat membangun “kasus nyata,” dalam pernyataan kepada Bloomberg pada Selasa.
“Ketika SEC mundur dan meninggalkan jabatannya, kampanye pelecehan bertahun-tahun SEC terhadap Tuan Musk berujung pada pengajuan satu gugatan remeh terhadapnya,” kata Spiro kepada Bloomberg.
Baca juga: Tesla dan Elon Musk digugat pemegang saham atas keamanan autopilot
Pada Desember, Musk membagikan surat dari Spiro di platform X, yang menyuarakan pernyataan serupa, termasuk menyebut “pelecehan bertahun-tahun” oleh SEC. Surat itu juga menolak tawaran penyelesaian dari SEC terkait kasus ini.
Untuk menggantikan Gensler, Trump telah mencalonkan Paul Atkins, yang pernah menjabat sebagai Komisaris SEC selama pemerintahan Bush dan diperkirakan akan lebih bersahabat dengan sekutu Trump.
Saat ini, Musk dianggap memiliki hubungan dekat dengan Trump, sehingga pemilik X tersebut mungkin akan menghadapi rezim regulasi yang berbeda dalam beberapa minggu mendatang. Demikian disiarkan TechCrunch, Selasa (14/1) waktu setempat.
Baca juga: Elon Musk digugat pemegang saham Twitter
Baca juga: Elon Musk digugat investor twitter akibat dugaan manipulasi saham
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025