Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bersama Nestlé Indonesia bekerja sama dengan menggelar seminar edukasi untuk meningkatkan kualitas para tenaga kesehatan yang bertugas merawat bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Direktur Utama RSCM dr. Supriyanto, Sp. B, FINACS, M.Kes, menyambut baik kerja sama antara RSCM dan Nestlé Indonesia untuk memperingati Hari Prematur Sedunia 2025. Seminar nasional ini menjadi langkah berarti untuk memperkuat layanan para tenaga kesehatan bagi bayi-bayi prematur di Indonesia.
"Melalui peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan, penyediaan edukasi yang lebih luas, serta dukungan nyata seperti Little Bundle of Hope, kami ingin memastikan setiap bayi prematur mendapatkan perhatian dan kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang. Kolaborasi ini menjadi pengingat bahwa menjaga kehidupan sejak detik pertama adalah wujud kepedulian kita terhadap masa depan anak-anak Indonesia," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Jumat.
Baca juga: Bahaya virus RSV bagi bayi prematur
Seminar dengan pakar di bidang neonatologi dan tumbuh kembang anak. Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., Spesialis Anak dan Neonatologi RSCM membahas perawatan bayi prematur tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup, tetapi juga pada kualitas tumbuh kembangnya. Ia menekankan entingnya perawatan dan pemberian asupan gizi yang tepat dan optimal sejak hari pertama kehidupan bayi prematur.
"Asupan gizi yang tepat sejak hari pertama sangat menentukan bagaimana bayi dapat bertahan dan berkembang di kemudian hari. ASI adalah sumber gizi utama bagi bayi prematur dan ASI dapat ditambahkan dengan human milk fortifier (Pelengkap Gizi Air Susu Ibu) untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi,” ujar Prof. Rinawati.
Ia menambahkan bahwa jika ASI tidak tersedia, maka bisa diberikan ASI donor yang sudah melalui proses skrining. Apabila ASI donor juga tidak tersedia, tenaga kesehatan dapat menyarankan pangan olahan untuk keperluan medis khusus bayi prematur. Penting bagi tenaga kesehatan untuk mempertimbangkan pilihan yang sudah teruji klinis dan didukung publikasi ilmiah.
Sementara itu Ahli Tumbuh Kembang Pediatri RSCM Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH, menyoroti pentingnya pendekatan holistik, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga dari dukungan emosional keluarga, stimulasi, dan asupan gizi yang berkelanjutan.
"Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk mengedukasi dan mendampingi orang tua agar tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal,” ujar dr. Bernie.
Nestle juga mengajak figur publik Arumi Bachsin untuk berbagi cerita peran tak ternilai dari keluarga yang dengan penuh kesabaran mendampingi setiap langkah kecil sang buah hati.
Lebih lanjut sebagai bagian peringatan Hari Prematur Sedunia 2025, sebanyak 200 rumah sakit juga menerima “Little Bundle of Hope” berisi baju kanguru dan Booklet Grafik Fenton sebagai simbol kasih dan dedikasi dalam mendukung penerapan metode Kangaroo Care, yang membantu menjaga kehangatan dan kedekatan antara ibu dan bayi.
Melalui inisiatif ini, Nestlé Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi di Indonesia.
"Nestlé percaya bahwa tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam membantu memberikan harapan bagi bayi prematur di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami ingin memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan dan pendampingan terbaik bagi bayi-bayi prematur yang membutuhkan perhatian khusus. Setiap langkah kecil mereka berarti besar bagi masa depan generasi yang lebih sehat dan tangguh,” ujar Vera N. Gozali, Category Marketing Manager LACTOGROW.
Sejalan dengan tema global Nestlé, “Your Commitment, Their Hope”, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan yang tepat sejak awal kehidupan dapat membawa harapan besar bagi masa depan hebat bayi-bayi prematur Indonesia.
Baca juga: Intervensi gizi semasa hamil turunkan kemungkinan kelahiran prematur
Baca juga: Dokter rekomendasi imunisasi cegah RSV pada bayi prematur
Baca juga: Merokok tingkatkan risiko ibu hamil terkena preeklamsia
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































