Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menghadirkan pusat pelatihan resmi Rezum Water Vapor Therapy untuk teknologi minimal invasif dalam tata laksana pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) yang terstandarisasi bagi dokter urologi dari seluruh Indonesia.
Pelatihan ini bertujuan memberikan akses terapi BPH berbasis teknologi energi uap air untuk mengecilkan jaringan prostat yang membesar tanpa operasi besar, dengan hasil klinis yang terbukti efektif, aman, dan memberikan kualitas hidup lebih baik bagi pasien.
“Sudah sewajarnya bahwa sebagai institusi kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi layanan kesehatan yang memberi manfaat nyata bagi pasien-pasien kita, sekaligus mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran di Indonesia,” kata Direktur Perencanaan Pengembangan Strategi Layanan RSCM, dr. Bobby Prabowo, dalam sambutannya di acara pembukaan Rezum Water Vapor Therapy Training Center di Jakarta, Selasa.
Ketua KSM Urologi RSCM Prof. Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U(K) mengatakan kesehatan prostat merupakan permasalahan pria di usia mendekati 60-80 tahun, di sisi lain pada usia tersebut banyak yang masih produktif sehingga bisa mengganggu kualitas hidup secara keseluruhan.
Irfan mengatakan teknologi Rezum Water Vapor bisa menjadi pilihan penanganan prostat selain dari obat-obatan dan operasi yang sering ditakutkan pasien lansia.
Baca juga: Gejala pembesaran prostat dapat mengganggu kualitas hidup pria
Rezum Water Vapor Therapy memiliki sejumlah keunggulan dibanding terapi BPH konvensional. Metode ini menggunakan uap air bersuhu tinggi untuk mengecilkan kelenjar prostat, dan telah disetujui US FDA hingga volume prostat 150 mL.
Dokter spesialis urologi Prof. dr. Agus Rizal A.H. Hamid, Sp.U(K), FICRS, Ph.D mengatakan prosedur dilakukan secara minimal invasif melalui sistoskopi tanpa insisi, dengan gejala mulai membaik dalam tiga minggu dan hasil optimal pada tiga bulan. Keunggulan lain adalah efek samping minimal terhadap fungsi seksual, termasuk ejakulasi, sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
“Kita berikan terapi ini, kalau dia minum obat itu bisa 6 bulan dia lepas kateter, tapi karena kita lakukan terapi Rezum, pasien itu 2 bulan kemudian bisa kencing spontan. Jadi kombinasi diberikan obat dengan terapi Rezum ini sehingga pilihan-pilihannya adalah bagi pasien-pasien atau pria yang memang ingin stop obat,” katanya.
Departemen Urologi FKUI–RSCM telah menyelenggarakan Workshop Rezum di JUMP 2023 di mana dilakukan demo Rezum pertama di Indonesia oleh spesialis urologi. Kemudian, diselenggarakan pula pelatihan Rezum pada SPARK Summit JUMP 2025 bersama Boston Scientific, di mana para urolog memperoleh sertifikasi melalui teori, simulasi, dan kasus nyata.
Baca juga: Antisipasi faktor risiko pembesaran prostat dengan kurangi peradangan
Baca juga: Mengenal jenis-jenis kanker prostat: Ciri dan tingkat keganasan
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.