Jakarta (ANTARA) - Pendiri Global Darussalam Akademi Muhammad Romahurmuziy menyatakan dukungannya terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun SMA unggulan Garuda di seluruh Indonesia dalam rangka mendorong akselerasi anak bangsa ke kampus dunia.
Romahurmuziy di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, menyebut inisiatif tersebut sebagai langkah strategis untuk mencetak tunas-tunas unggul bangsa demi mengejar ketertinggalan Indonesia di kancah global.
“Saya memberikan masukan demi pengembangan pembentukan tunas unggul bangsa. Ini sejalan dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu membangun SMA-SMA unggulan di seluruh Indonesia,” ujar Romahurmuziy
Sebagai praktisi pendidikan, pria yang karib disapa Romy itu, menyoroti rendahnya representasi pelajar Indonesia di kampus-kampus ternama dunia dibandingkan negara-negara tetangga.
Baca juga: Wamendiktisaintek tinjau lokasi pembangunan SMA Unggul Garuda di Sulut
“Jumlah mahasiswa Indonesia yang diterima di 100 kampus terbaik dunia sangat kurang. Bahkan dibandingkan Vietnam saja, jumlah mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat hanya 8.000, sedangkan Vietnam mencapai 22.000. Artinya 1 banding 3, ini sangat jauh dari ideal,” katanya.
Romy menyebut telah berdiskusi dengan sejumlah pihak terkait, termasuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan staf khusus presiden, untuk menyampaikan gagasan penguatan ekosistem sekolah unggulan.
Romy, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang seimbang antara aspek intelektual, jasmani, dan spiritual.
Mengutip teori perubahan sosial 1 persen, Romy menjelaskan bahwa dibutuhkan sekitar 44.000 siswa unggulan setiap tahunnya - 1 persen dari total kelahiran tahunan di Indonesia - untuk menggerakkan transformasi bangsa.
Baca juga: Kemendiktisaintek bangun SMA Unggul Garuda di Belitung Timur
“Presiden telah mendesainnya melalui konsep SMA Garuda. Namun negara tidak bisa bekerja sendiri. Perlu dukungan seluruh masyarakat untuk menciptakan sekolah-sekolah unggulan dengan kualitas akademik tinggi dan karakter kuat,” katanya.
Lebih lanjut ia mencontohkan kemajuan Vietnam dalam sektor ekonomi sebagai peringatan penting bagi Indonesia.
“Tahun 1996 ekspor Vietnam jauh di bawah kita. Kini defisit perdagangan Vietnam dengan Amerika Serikat mencapai 118 miliar dolar, sementara Indonesia hanya 18 miliar AS. Kita sudah jauh tertinggal,” katanya.
Romy berharap inisiatif SMA Garuda dapat menjadi tonggak penting dalam membentuk generasi Indonesia yang mampu bersaing di panggung dunia.
Baca juga: Menhut-Wamendiktisaintek cek lokasi pembangunan SMA Garuda di NTT
Pewarta: Andi Firdaus, Fathur Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025