KP2MI-KBRI Athena bahas penempatan pekerja sektor strategis di Yunani

17 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) berdiskusi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Yunani tentang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke negara itu untuk bekerja di sejumlah sektor strategis.

"Kita ingin membuka pasar-pasar penempatan pekerja migran baru di Eropa, termasuk Yunani," kata Wamen P2MI Christina Aryani usai diskusi secara daring dengan Dubes RI untuk Yunani Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan pada Selasa, sebagaimana rilis pers KP2MI di Jakarta.

Wamen Christina mengatakan bahwa Yunani saat ini memerlukan sekitar 250 ribu pekerja di segala sektor, terutama kesehatan, hospitality hingga pertanian dan perkebunan musiman.

Melalui diskusi tersebut, Christina berharap kementerian tersebut bisa memperoleh masukan terkait peluang penempatan bagi pekerja migran Indonesia ke negara itu.

"Harapannya kementerian mendapat banyak insight (masukan) dari Pak Dubes soal peluang penempatan pekerja migran," katanya.

KemenP2MI, lanjut Wamen Christina, juga menawarkan beberapa skema penempatan yang bisa dijajaki, antara lain skema pemerintah dengan pemerintah, pemerintah dan privat, ataupun antara agensi.

Selain itu, KemenP2MI juga bekerja sama dengan berbagai sekolah vokasi lintas kementerian yang bisa menyumbang pekerja migran terlatih (skilled) untuk pemenuhan permintaan di berbagai sektor yang diperlukan di Yunani.

"Lewat diskusi ini, bersama KBRI Athena kami akan mengerucutkan sektor apa saja yang harus diseriusi, termasuk menyiapkan kompetensi pekerja migran sesuai kebutuhan user di Yunani," katanya.

Dia juga melakukan pemetaan secara paralel dengan agensi besar di Yunani untuk dipertemukan dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Bebeb Djundjunan menyebut ada peluang penempatan pekerja migran semi-skilled dan musiman di Yunani.

"Terbesar saat ini di bidang pertanian dan perkebunan. Sebagian besar pekerja migran ini bekerja musiman, untuk kurun waktu tertentu. Rata-rata sembilan bulan menjadi pemetik buah," katanya.

Sementara sebagian besar pekerja migran Indonesia bekerja sebagai asisten rumah tangga dan penjaga orang tua di Yunani.

"Tapi rata-rata bekerja secara ilegal," kata Bebeb.

Peluang penempatan pekerja migran Indonesia yang juga masih terbuka lebar adalah sektor perhotelan dan sektor perkapalan sebagai anak buah kapal (ABK).

Dalam diskusi itu, Dubes Bebeb Djundjunan menambahkan bahwa persepsi pekerja migran dari Indonesia di Yunani sangat baik, sehingga mereka diperlukan di berbagai sektor terutama hospitality dan pelayanan.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |