Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membahas upaya mitigasi kebakaran di wilayah tersebut.
"Jadi dari awal kita sudah tahu, misalkan, mereka memang banyak aliran listrik yang memang tidak sesuai standar, kita akan undang nanti dari PLN untuk memberikan imbauan juga, melakukan juga kegiatan secara terpadu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah di Jakarta, Rabu.
Iin menyebutkan, secara terpadu pihaknya bersama unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di setiap wilayah, RT/RW setempat, Forum Kewaspadaan Dini Setempat (FKDM) dan masyarakat akan turut membantu mengecek potensi kebakaran.
"Jadi semua unsur kita libatkan untuk saling membantu dan mengecek dimana lingkungan mereka yang seringkali berpotensi dengan kebakaran, lalu kondisinya seperti apa," ujar Iin.
Baca juga: Jaktim minta warga punya alat pemadam untuk mitigasi risiko kebakaran
Menurut Iin, masih banyak di wilayah Jakarta Timur yang menggunakan aliran listrik tidak sesuai seperti aturan yang berlaku. Hal ini menjadi persoalan khusus untuk terus dilakukan pengawasan agar tidak memicu kebakaran.
"Itu kan persoalannya lagi-lagi kebakaran karena korsleting listrik. Sehingga implementasi aturan memang terus disosialisasikan, kemudian kita juga terus-menerus menyampaikan ini kepada masyarakat, harapannya dipatuhi oleh masyarakat secara keseluruhan," katanya.
Iin juga meminta warga terus melakukan mitigasi awal di setiap lingkungan, baik di fasilitas umum, sosial, ataupun sekolah. Khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi contoh bagi masyarakat.
Hal ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran, masyarakat harus berperan aktif dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di lingkungannya.
"Saya minta ASN bisa memulai untuk memiliki APAR agar bisa memberikan keteladanan kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Jaktim upayakan penambahan JakLingko di wilayah perbatasan
Di Jakarta Timur pada tahun 2024 ada 443 kejadian kebakaran. Kemudian, dalam periode Januari sampai April 2025 sudah ada 96 kejadian kebakaran.
"Dari 96 kejadian kebakaran di Jakarta Timur, sebanyak 22 kejadian Alhamdulillah masyarakat dapat memadamkan api secara mandiri menggunakan APAR," katanya.
Artinya, 25 persen kejadian kebakaran, masyarakat sudah mengetahui dan menggunakan APAR sehingga saat kondisi darurat bisa mencegah kebakaran lebih hebat.
Baca juga: ASN dukung wacana seminggu tiga kali wajib naik transportasi umum
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025