Rektor: Unej siap jadi kepanjangan tangan Komnas HAM 

1 month ago 9

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Rektor Universitas Jember (Unej) Iwan Taruna menyatakan kesiapannya bahwa kampus yang ia pimpin menjadi kepanjangan tangan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan institusi tersebut.

"Unej kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan dan perlindungan HAM," kata Iwan Taruna saat bertemu dengan Ketua Komnas HAM Anis Hidayah di Gedung Rektorat Unej, Jumat.

Baca juga: Universitas Jember berencana buka Program Studi Magister HAM

Ia menyambut baik kolaborasi itu, terutama karena Unej ikut mendukung terciptanya masyarakat yang inklusif, setara, dan demokratis, sehingga kerja sama itu akan mendukung visi Unej sebagai kampus yang peduli terhadap isu-isu kemanusiaan.

“Kami bangga dapat melanjutkan kolaborasi itu, apalagi dengan kehadiran Ibu Anis yang merupakan alumni FH Unej dan tokoh Migrant Care yang kini menduduki jabatan prestisius sebagai Ketua Komnas HAM," katanya.

Menurutnya, sinergi itu akan menjadi momen penting untuk mendukung visi Unej sebagai kampus yang peduli terhadap isu-isu kemanusiaan.

"Unej siap menjadi perpanjangan tangan Komnas HAM. Salah satu wujud nyata dari komitmen itu adalah dengan adanya Center for Human Rights and Migration (CHRM) yang akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, menjadikan kampus sebagai menara air yang memberikan manfaat bagi banyak orang," katanya.

Sementara itu, Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan pandangannya tentang peran strategis Unej dan Kabupaten Jember.

“Bagi saya, Jember adalah laboratorium sosial HAM. Contohnya, di Jenggawah, yang menjadi signature atau ikon konflik agraria," katanya.

Ia mengatakan Unej sebagai perguruan tinggi di Jember memiliki peran besar untuk memastikan anak didiknya tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga bekal moral, etika, dan perspektif HAM, karena relasi paling panjang adalah relasi kemanusiaan yang harus dijaga seumur hidup.

Aktivis HAM itu berharap Unej dapat menjadi mitra strategis Komnas HAM dalam mendorong riset dan kajian yang responsif terhadap kebijakan, serta pengabdian masyarakat.

Baca juga: 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme

Baca juga: Puskapsi Unej: Menteri bidang hukum harus figur dipercaya publik

“Banyak kelompok marginal di Jember yang harus kami kembangkan bersama. Kami juga berharap Unej dapat mengembangkan Generasi HAM dan membuka pendidikan magister HAM pertama di Indonesia, seperti yang sudah ada di Mahidol University di Kawasan Asia,” katanya.

Sebagai bentuk implementasi awal yang nyata, penandatanganan PKS juga dilakukan dengan tiga fakultas, yaitu Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

Setelah prosesi penandatanganan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan beberapa program yang akan diwujudkan ke depan, selain pendirian magister HAM di Unej, antara lain adalah Kemah Pemuda HAM.

Program itu dirancang untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan di kalangan mahasiswa, sekaligus memberikan wadah praktis bagi mereka untuk terlibat langsung dalam advokasi HAM di tingkat lokal dan nasional.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |