PT AM/NS Indonesia ekspor 10.000 ton produk baja lapis seng ke AS

4 hours ago 2
Kami akan terus berinovasi dan menjaga standar manufaktur kelas dunia dalam seluruh lini produk kami

Jakarta (ANTARA) - Produsen besi baja nasional PT AM/NS Indonesia, kembali melepas ekspor sebanyak 10.000 ton produk baja lapis seng (galvanize) ke pasar Amerika Serikat (AS) dengan nilai sekitar 10 juta dolar AS atau Rp160 miliar.

President Director AM/NS Indonesia Murali Krishna Chunduru mengatakan ekspor tersebut sebagai upaya perusahaan memperkuat bisnis di pasar internasional.

"Ekspor ini menjadi salah satu pencapaian strategis bagi perusahaan dalam memperluas jangkauan pasar dan memperkuat posisi kami di pasar global," ujar Murali dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Pelepasan ekspor baja lapis seng dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Rabu (30/4/2025).

Baca juga: Pelaku industri: Daya saing baja nasional perlu dijaga

Saat ini, tambahnya, Amerika Serikat dan Kanada menjadi pasar ekspor utama bagi produk galvanize AM/NS.

Perusahaan menargetkan ekspor ke AS sebesar 5.000-6.000 ton per bulan dan ke Kanada sekitar 3.000-4.000 ton per kuartal, bergantung pada dinamika pasar.

Selain memperkuat pasar utama, AM/NS juga berencana memperluas akses ke pasar yang baru dibidik seperti Eropa, Malaysia, dan Australia, seiring dengan adanya peluang yang muncul akibat kebijakan proteksi perdagangan dari berbagai negara.

Murali mengungkapkan di tengah pencapaian ekspor ini, industri baja nasional masih menghadapi tantangan struktural, salah satunya adalah maraknya impor baja nonstandar yang belum mendapat perlindungan maksimal dari regulasi domestik.

"Kami membutuhkan intervensi pemerintah untuk menghentikan masuknya baja non-standar, seperti produk dengan ketebalan di bawah standar atau lapisan pelindung yang lebih rendah," ujarnya.

Terkait kebijakan tarif masuk baja ke AS, menurut dia, produk baja dikenakan tarif flat sebesar 25 persen di bawah Section 232.

Namun demikian, lanjutnya, kondisi ini justru membuka peluang bagi AM/NS, mengingat beberapa negara pesaing seperti China, Vietnam, dan India dikenakan bea antidumping yang lebih tinggi.

"Kami memiliki keunggulan kompetitif baik dari sisi kualitas maupun harga, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar AS yang kini mencari pemasok baru," ujarnya.

Dengan pengalaman menjadi pemasok yang konsisten di pasar AS sejak 2004, Murali menyatakan optimistis meningkatkan volume ekspornya, produk utama antara lain baja galvanized dan cold rolled coil.

AM/NS Indonesia menargetkan penjualan tahun ini sebanyak 300.000 ton, tumbuh 8-9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, selain itu juga terus berkomitmen meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional.

"Kami akan terus berinovasi dan menjaga standar manufaktur kelas dunia dalam seluruh lini produk kami," kata Murali.

Baca juga: Kemendag amankan baja lembaran lapis seng senilai Rp23,76 miliar

Baca juga: Indef: Hilirisasi baja urgen bagi pembangunan infrastruktur Indonesia

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |