Jakarta (ANTARA) -
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi di Blok Masela, Maluku, mencatatkan investasi sebesar 20,94 miliar dolar AS atau Rp342,59 triliun (kurs Rp16.360), serta menyerap tenaga kerja hingga 13.461 orang.
"Dengan nilai investasi sebesar 20,94 miliar dolar AS, proyek ini menyerap sekitar 12.611 tenaga kerja pada fase development dan sekitar 850 tenaga kerja pada fase operasi. Multiplier effect yang kita harapkan bisa benar-benar terwujud dan masyarakat di sekitar proyek merasakan langsung dampak positif keberadaan proyek ini," kata Yuliot dalam Peresmian Fase Front-End Enginering Design (Feed) Proyek LNG Abadi di Jakarta, Kamis.
Kementerian ESDM, katanya, berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek tersebut menerapkan standar lingkungan yang tinggi termasuk implementasi Carbon Capture Storage (CCS) untuk menunjukkan bahwa Indonesia dapat mengembangkan potensi sumber daya alam sambil tetap berpegang teguh kepada prinsip-prinsip good governance dan juga bertanggung jawab terhadap lingkungan guna mencapai target net zero emissions (NZE).
Yuliot mengatakan proyek tersebut akan memproduksi 9,5 Million Tonnes Per Annum (MTPA) LNG, 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas pipa, dan 35 ribu barel minyak kondensat per hari.
"Gas bumi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan daya saing industri di dalam negeri," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan mereka berkomitmen untuk mengakselerasi perizinan dari proyek ini.
SKK Migas menargetkan agar proses Feed Proyek LNG Abadi selesai di akhir tahun 2025.
"Dalam proses pelaksanaan Feed ini kita juga akan melakukan proses bersamaan hal-hal yang perlu kita tender sambil kita menyelesaikan perizinan. Pemerintah Indonesia sudah membuktikan bahwa menjamin semua perizinan itu dapat kita selesaikan pada tahun ini juga," katanya.
Inpex Masela, sebagai operator, yang mewakili mitra perusahaan patungan berharap proyek itu dapat memberikan kontribusi signifikan, khususnya terhadap pembangunan ekonomi di wilayah Indonesia bagian timur, serta mendukung pencapaian target nasional Indonesia untuk mencapai net zero emisi CO2 pada 2060.
Adapun jangka waktu production sharing contract (PSC) proyek tersebut ditetapkan hingga 15 November 2055, dengan wilayah kontrak seluas 2.503 km2 dan kedalaman laut dalam rentang 400-800 meter.
Blok itu berlokasi sekitar 170-180 km di sebelah barat daya Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.