AS hapus tarif resiprokal terhadap sejumlah produk pertanian

3 hours ago 2

Washington (ANTARA) - Pemerintah Trump pada Jumat (14/11) mengeluarkan sebuah perintah eksekutif untuk menghapus tarif resiprokal terhadap sejumlah produk pertanian guna meredakan kenaikan harga.

Kopi dan teh; buah-buahan tropis dan jus buah, kakao dan rempah-rempah, pisang, jeruk, dan tomat, daging sapi, serta beberapa jenis pupuk telah dibebaskan dari tarif resiprokal, menurut lembar fakta yang dirilis oleh Gedung Putih.

Perintah tersebut mulai berlaku efektif pada Kamis (13/11). Bea yang telah dipungut sebelumnya akan dikembalikan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini memutuskan bahwa perlu dan tepat untuk lebih lanjut mengubah cakupan tarif resiprokal, mengingat kemajuan yang signifikan dalam negosiasi perdagangan resiprokal, permintaan domestik saat ini untuk produk-produk tertentu, serta kapasitas domestik saat ini untuk memproduksi produk-produk tertentu, menurut Gedung Putih.

Pengecualian tarif tersebut diharapkan menurunkan harga, dan langkah ini sebagian besar berlaku untuk makanan yang "tidak kompetitif di negara ini", seperti pisang, ujar Trump kepada awak media pada Jumat itu.

Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS mengalami pertumbuhan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 3 persen pada September 2025, naik tipis dari 2,9 persen pada Agustus 2025. Secara khusus, harga daging sapi dan daging sapi muda pada September meningkat 14,7 persen (yoy), sementara harga kopi naik 18,9 persen.

"Presiden Trump akhirnya mengakui apa yang selama ini kami ketahui: tarif yang diberlakukannya menaikkan harga bagi rakyat Amerika," ungkap Anggota Kongres AS Don Beyer dalam sebuah pernyataan.

"Setelah kekalahan telak dalam pemilu terbaru akibat kemarahan para pendukung karena Trump telah melanggar janji-janjinya untuk mengatasi inflasi, Gedung Putih sedang berusaha menampilkan langkah penarikan tarif ini sebagai 'pergeseran menuju keterjangkauan'," kata Beyer, yang sedang mendorong legislasi untuk membatasi wewenang presiden AS dalam menetapkan tarif.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |