Program Speling antar Jateng raih peserta CKG terbanyak nasional

3 months ago 8

Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menggaet jumlah peserta Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) terbanyak secara nasional, dengan capaian sementara 3,2 juta warga, melalui program Layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengatakan capaian itu tak lepas dari program Speling yang merupakan strategi jemput bola yang menjadi andalan dalam menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa.

"Kami yakin strategi promotif dan preventif adalah cara paling jitu untuk menyehatkan masyarakat Jawa Tengah, dan CKG ini sangat baik. Tugas kami adalah memastikan program ini benar-benar menjangkau puskesmas dan masyarakat," katanya dalam konferensi pers CKG secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan promotif dan preventif adalah kunci menyehatkan populasi besar seperti Jawa Tengah, yang jumlah penduduknya mendekati 38 juta jiwa.

Baca juga: Program "Speling" jadi andalan 100 hari kerja Gubernur-Wagub Jateng

Program Speling menjadi solusi untuk menjangkau masyarakat yang enggan datang ke fasilitas kesehatan. Melalui layanan ini, tim medis, termasuk dokter spesialis, mendatangi langsung warga di desa-desa.

"Dengan dukungan 361 rumah sakit di Jateng, baik RSUD maupun swasta, termasuk kolaborasi dengan Poltekkes yang menyediakan alat rontgen portable (e-ray), layanan Speling juga mencakup pemeriksaan CKG,” katanya.

Saat ini, kata Yunita, 26 kabupaten/kota di Jateng telah menerapkan layanan Speling yang terintegrasi dengan Program CKG. Selain itu, Dinas Kesehatan Jateng juga aktif menggandeng organisasi kemasyarakatan, terutama kelompok keagamaan perempuan dan Tim Penggerak PKK, dalam sosialisasi dan edukasi.

Baca juga: PCO: Makesa strategi kreatif gaet warga Cek Kesehatan Gratis

Sektor swasta juga disasar, termasuk perusahaan-perusahaan yang dijangkau melalui koordinasi dengan Apindo dan Kadin. Bahkan, kelompok ojek online (ojol) menjadi target penyuluhan karena dianggap efektif menjangkau komunitas pekerja informal.

“Yang belum masif adalah Polri, TNI, dan Kejaksaan. Kami sudah menyurati lewat gubernur dan meminta dukungan dari pusat. Ini masih menjadi pekerjaan rumah kami,” katanya.

Dalam pelaksanaannya, monitoring dan evaluasi dilakukan secara harian. Tiga daerah dengan capaian terendah akan dikomunikasikan langsung oleh Dinkes Jateng, mengingat pentingnya penyelarasan pandangan antara daerah dan kebijakan pusat.

Yunita juga mengungkap data awal dari hasil CKG di Jateng: sebanyak 22 persen peserta terindikasi hipertensi, 10,8 persen mengidap kadar gula darah tinggi, dan 34,5 persen mengalami gangguan kesehatan gigi.

Baca juga: PCO: CKG Prabowo salah satu program kesehatan terbesar dunia

“Kami optimistis dengan intervensi dini lewat CKG dan Speling, kualitas hidup masyarakat Jateng bisa ditingkatkan secara signifikan,” katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |