Prancis dorong Inggris untuk akui Palestina lebih cepat

2 months ago 20

Moskow (ANTARA) - Prancis dan Inggris berselisih mengenai waktu pengakuan Palestina menyusul upaya Presiden Emmanuel Macron dalam mendorong Perdana Menteri Keir Starmer supaya mengakui Palestina lebih cepat, demikian menurut laporan The Telegraph.

Isu Gaza dan pengakuan kedaulatan Palestina akan dibahas pekan depan ketika Presiden Macron melakukan kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Inggris, menurut sumber.

Baca juga: Raja Yordania: Pengakuan hak Palestina kunci stabilitas regional

Dalam laporannya pada Jumat, The Telegraph menyatakan bahwa Paris dan London belum mencapai kata sepakat terkait waktu maupun pendekatan yang harus ditempuh untuk secara formal mengakui kedaulatan negara Palestina.

Kedua negara tersebut masih belum menyepakati bagaimana dan kapan pengakuan terhadap Palestina harus dilakukan, menurut sumber pemerintah Inggris. Namun, Macron disebut menginginkan pengumuman pengakuan Palestina dilakukan lebih cepat.

Baca juga: Inggris bahas pengakuan negara Palestina dengan Prancis dan Arab Saudi

Baca juga: Organisasi Muslim Prancis desak Paris, EU mengakui negara Palestina

"Pihak Prancis mencoba mengungkit kembali isu pengakuan (Palestina). Kami masih segan," menurut seorang sumber pemerintah Inggris kepada The Telegraph.

Mei lalu, belasan anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi Parlemen Inggris dari Partai Konservatif mengirimkan surat kepada PM Starmer untuk mendesaknya segera mengakui Palestina.

Sementara, menurut laporan The Guardian mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, akhir April lalu, London sedang berunding dengan Prancis dan Arab Saudi terkait pengakuan Palestina.

Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA

​​​​​​​

Baca juga: Palestina sambut baik rencana Prancis akui kedaulatan negaranya

Baca juga: Malta akan akui Negara Palestina Juni, PM kutuk pembantaian anak Gaza

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |