Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian serius terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau 2025, khususnya dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan, hingga reputasi Indonesia di mata dunia akibat asap lintas batas negara.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Indonesia Budi Gunawan saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Nasional Penanganan Karhutla di Pekanbaru Riau, Selasa.
"Presiden menekankan pentingnya mempertahankan capaian pengendalian kebakaran hutan yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, kesehatan, tetapi juga pada geopolitik kawasan akibat asap lintas batas negara," kata Budi Gunawan melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) di Jakarta.
Baca juga: Menko Polkam tetapkan Riau darurat bencana karhutla
Karena itu, kata Budi, pemerintah membentuk Desk Koordinasi Penanganan Karhutla yang dipimpin oleh sejumlah pimpinan lembaga dan kementerian strategis guna memastikan penanganan dilakukan dalam satu komando terpadu lintas sektor.
Desk Karhutla yang dibentuk pada 13 Maret 2025 ini berada di bawah koordinasi Kemenko Polkam dan melibatkan Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri, Menteri Kehutanan, serta Menteri Lingkungan Hidup.
Ia mengatakan, kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menangani kasus karhutla. Pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi secara intensif untuk langkah mitigasi maupun pencegahan.
Baca juga: Menhut: Jangan lengah meski tren karhutla menurun
Menurut Budi Gunawan, peran perusahaan sebagai pemegang konsesi hutan, perkebunan, dan pertambangan, juga sangat penting, khususnya dengan mematuhi dan menjalankan kewajibannya dalam melakukan pengawasan dan pencegahan.
Kepada seluruh elemen masyarakat peduli api, kelurahan tangguh bencana, Taruna Siaga Bencana, PMI, mahasiswa, pramuka, dan kelompok tani, juga diimbau agar terus berpartisipasi aktif melaporkan titik api.
Penegakan hukum pun akan dilakukan tegas terhadap pelanggaran yang menyebabkan kebakaran.
Dalam keterangan itu diinformasikan bahwa langkah ini diambil menyusul peringatan BMKG bahwa musim kemarau akan berlangsung dari April hingga September 2025, dan data satelit Terra Aqua NASA yang mencatat 144 titik api serta 97 kejadian karhutla hingga 17 April 2025.
Baca juga: Menko Polkam pimpin apel kesiapsiagaan karhutla nasional di Riau
Riau menjadi salah satu wilayah terdampak serius, dengan 80 hektare lahan dilaporkan mengalami kebakaran. Selain itu, karhutla juga terdeteksi di Aceh, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Presiden dan seluruh rakyat Indonesia menaruh harapan besar kepada seluruh elemen di lapangan. Mari jaga hutan kita, lindungi rakyat, dan jaga nama baik bangsa di mata dunia,” tegas Budi Gunawan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025