Prabowo: Riset Oxford, Belanda raih GDP tertinggi dunia saat jajah RI

1 month ago 13
“Artinya, siapa yang kuasai kekayaan Indonesia, GDP per kapitanya akan sangat tinggi, akan menjadi salah satu dari tiga atau empat di dunia, bahkan bisa menjadi salah satu dari tiga atau empat tertinggi di dunia,”

Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkap hasil riset Universitas Oxford, Inggris, pernah menempatkan Produk Domestik Bruto (GDP) per kapita Belanda sebagai yang tertinggi di dunia saat menjajah bangsa Indonesia.

Terkait hal itu, Kepala Negara menekankan pentingnya penguasaan dan pengelolaan kekayaan nasional demi kemakmuran rakyat.

“Artinya, siapa yang kuasai kekayaan Indonesia, GDP per kapitanya akan sangat tinggi, akan menjadi salah satu dari tiga atau empat di dunia, bahkan bisa menjadi salah satu dari tiga atau empat tertinggi di dunia,” ujar Prabowo dalam Pidato Kenegaraan tentang RUU APBN 2025 di gedung DPR RI, Jakarta.

Kepala Negara menegaskan, target Indonesia ke depan adalah menguasai, mengendalikan, membela, dan mengelola seluruh kekayaan bangsa demi kesejahteraan rakyat.

“Itu yang kita tuju,” katanya menegaskan.

Baca juga: Prabowo memprioritaskan ketahanan pangan, investasi dalam RAPBN 2026

Baca juga: Prabowo siapkan total Rp164,4 triliun untuk ketahanan pangan 2026

Berdasarkan data BPS, perekonomian Indonesia tumbuh 5,12% (yoy) pada triwulan II 2025 yang ditopang oleh konsumsi domestik yang solid, aktivitas investasi dan ekspor yang meningkat, serta aktivitas dunia usaha yang ekspansif.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, konsumsi rumah tangga di Indonesia tumbuh 4,97% yoy, didorong mobilitas masyarakat serta insentif pemerintah seperti diskon tarif transportasi dan bantuan sosial.

Investasi PDB tumbuh sebesar 6,99% yoy- tertinggi sejak triwulan II 2021-yang didukung oleh belanja modal pemerintah dan BUMN sebagai multiplier bagi aktivitas investasi swasta, disertai optimisme pelaku usaha dan berlanjutnya deregulasi untuk penguatan iklim investasi.

Ekspor barang dan jasa tumbuh 10,67% yoy, mencerminkan dampak hilirisasi serta strategi front loading ekspor pascapengumuman tarif AS.

APBN berkontribusi signifikan dalam menjaga daya beli melalui paket stimulus ekonomi yang telah diberikan seperti diskon tarif transportasi, penebalan bantuan sosial, dan bantuan subsidi upah yang langsung menciptakan multiplier effect melalui konsumsi rumah tangga.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |