Prabowo: Prasasti Manggarai 1978 yakinkan agar kuasai alam demi makmur

3 weeks ago 5
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya menemukan prasasti peninggalan kolonial di Manggarai pada 1978 yang kini meneguhkan keyakinannya bahwa kekayaan alam Indonesia agar dikuasai negara demi kemakmuran rakyat.

Dalam arahannya di agenda Apkasi Expo 2025, di Tangerang, Banten, Kamis, Kepala Negara mengaku dirinya yang saat itu masih berpangkat Letnan Satu melihat tulisan berbahasa Belanda "Verboden voor honden en inlander" atau “Dilarang membawa anjing atau penduduk asli”.

"Saya pernah tahun 1978, letnan satu, datang ke kolam renang Manggarai, ada prasasti yang tertutup lumut, Verboden voor honden en inlander. Nggak ada yang perduli, kalau saya dasarnya memang ingin tahu," katanya di hadapan para bupati.

Tulisan bernarasi diskriminatif itu, kata Presiden, menjadi pengingat nyata bagaimana kekayaan bangsa telah dirampas selama bertahun-tahun oleh kolonialis untuk dibawa ke negaranya, sedang pribumi bahkan dipandang lebih rendah.

Baca juga: Prabowo ceritakan kajian Harvard soal keberhasilan negara

Atas dasar itu pula, Presiden Prabowo berkomitmen menertibkan oknum pengusaha kelas kakap yang melanggar aturan, termasuk mereka yang telah menerima fasilitas negara seperti HGU dan kredit perbankan, namun tetap enggan membayar pajak serta melakukan praktik ilegal di kawasan hutan lindung.

Kepala Negara mengungkapkan, hingga saat ini pemerintah telah dapat menguasai kembali 3,2 juta hektare lahan yang bermasalah, dan jumlah itu ditargetkan meningkat menjadi 3,5 juta hektare pada akhir Agustus serta 3,7 juta hektare pada September tahun ini.

Prabowo menegaskan tidak akan ada kebijakan pemutihan bagi pelanggaran tersebut. “Kalau tidak mau ganti rugi, ya saya ambil,” ujarnya.

Selain itu, ia juga memerintahkan aparat untuk mengamankan seluruh kegiatan pertambangan yang melanggar aturan.

"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |