Trenton (ANTARA) - Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan siap melanjutkan kembali pembicaraan dagang setelah Presiden AS Donald Trump secara mendadak membatalkan negosiasi akibat iklan anti-tarif yang ditayangkan Provinsi Ontario.
"Kami tidak bisa mengendalikan kebijakan perdagangan Amerika Serikat," kata Carney di bandara Ottawa sebelum berangkat ke Asia untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang ironisnya mempromosikan perdagangan bebas.
Carney mengatakan kedua negara telah mencapai "kemajuan terperinci dan konstruktif" untuk keringanan tarif atas berbagai produk.
"Kami siap melanjutkan kemajuan itu ketika pihak Amerika siap berdiskusi, karena hal ini akan menguntungkan pekerja di Amerika Serikat dan di Kanada," katanya.
Sebelumnya, Trump dikabarkan berang pada iklan yang menampilkan rekaman mendiang Presiden AS Ronald Reagan saat mengecam kebijakan tarif.
Iklan tersebut ditujukan ke pendukung Partai Republik, yang banyak menghormati Reagan. Pemerintah Ontario menghabiskan 75 juta dolar Kanada (hampir Rp890 miliar) untuk kampanye itu.
Trump menyebut iklan itu "palsu" dan mengecam Kanada melalui unggahan di platform Truth Social miliknya.
Trump menyebut iklan tersebut palsu dan mengecam Kanada lewat unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social.
Untuk menggenjot perdagangan Kanada ke seluruh dunia, Carney terbang menuju Malaysia untuk menghadiri KTT ASEAN, kemudian ia akan menghadiri KTT APEC di Korea Selatan.
Kanada mencari mitra dagang yang lebih beragam daripada hanya bergantung pada satu mitra utamanya: Amerika Serikat.
Untuk itu, Carney mengunjungi kawasan Indo-Pasifik untuk "memperdalam hubungan dagang dan pertahanan serta membuka peluang ekonomi baru," menurut situs web sang perdana menteri.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Harapan Kanada untuk keringanan tarif Trump kembali pupus
Baca juga: Trump naikkan tarif Kanada menjadi 35 persen lewat perintah eksekutif
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































