Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Selasa (27/5) mengatakan bahwa China siap memperkuat penyelarasan strategi pembangunan dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), terus membuka prospek baru demi pembangunan bersama.
Li menyampaikan hal tersebut saat berpidato dalam acara pembukaan Forum Ekonomi ASEAN-China-GCC 2025.
Keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China-GCC membuka babak baru dalam kerja sama trilateral, ujar Li, seraya menambahkan bahwa KTT ini meliputi serangkaian diskusi mendalam dengan tema "Menyinergikan Peluang Ekonomi Menuju Kesejahteraan Bersama" (Synergizing Economic Opportunities towards Shared Prosperity), yang memiliki makna penting.
Dia mengatakan bahwa di dunia saat ini, bergandengan tangan untuk mengatasi berbagai tantangan merupakan cara untuk menciptakan peluang.
Menurut Li, dalam menghadapi konflik dan konfrontasi geopolitik yang semakin meningkat, diyakini bahwa tetap berkomitmen untuk memperdalam kepercayaan dan meningkatkan solidaritas dapat menciptakan peluang strategis jangka panjang dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan stabil.
Sementara itu, dalam menghadapi meningkatnya proteksionisme dan unilateralisme, tetap berkomitmen pada keterbukaan yang lebih besar dan penghapusan hambatan dapat membuka peluang pasar yang luas dan memungkinkan semua negara untuk berbagi keuntungan yang lebih besar melalui pembangunan bersama pasar yang besar dan terintegrasi, katanya.
Menghadapi semakin banyaknya upaya pemisahan (decoupling) serta pembangunan "tembok" dan pembatas, tetap berkomitmen untuk berbagi sumber daya dan pemberdayaan bersama dapat menciptakan peluang untuk transformasi dan peningkatan, sekaligus meningkatkan efisiensi industri dan momentum untuk pembangunan berkelanjutan di semua negara.
Li menekankan bahwa kerja sama bersahabat antara China dan negara-negara anggota ASEAN dan GCC memiliki sejarah panjang dan telah mengakar kuat.
Berdiri di atas fondasi sejarah yang kuat ini, kerja sama trilateral pasti akan menghasilkan pencapaian baru dan masa depan yang lebih cerah, ujar Li, seraya menambahkan bahwa akan ada ruang pengembangan yang lebih luas, tingkat efisiensi ekonomi yang lebih tinggi, serta ekosistem inovasi yang lebih dinamis bagi ketiga pihak.
China siap bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dan GCC untuk memperkuat penyelarasan strategi pembangunan, memperdalam integrasi regional, dengan tegas menegakkan sistem perdagangan multilateral dengan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sebagai intinya, mempertahankan rantai industri dan pasokan yang stabil dan tanpa hambatan, serta terus membuka prospek baru untuk pembangunan bersama, kata Li.
Li menekankan bahwa China akan terus menyuntikkan momentum baru ke dalam kerja sama trilateral melalui pembangunan berkualitas tinggi.
Berbicara mengenai tren pembangunan, ekonomi China menunjukkan pemulihan dan peningkatan berkelanjutan sejak awal tahun ini, yang sepenuhnya menunjukkan ketahanan ekonominya yang kuat, kata Li.
Seperti yang dikatakan oleh Presiden China Xi Jinping, "ekonomi China bukanlah sebuah kolam, melainkan laut," tutur Li. Laut mampu menghadapi ujian badai yang dahsyat, kemudian bangkit menjadi lebih dalam dan substansial serta lebih inklusif dan terbuka setelah badai mereda, tambahnya.
Menyebutkan bahwa China telah dengan jelas mengartikulasikan orientasi kebijakan makro yang lebih proaktif, dan akan terus memperkuat penyesuaian counter-cyclical, Li menuturkan bahwa pihak China memiliki kemampuan dan keyakinan untuk menjaga perekonomian tetap stabil dan terus bergerak maju.
Secara strategis, China akan lebih berfokus pada perluasan permintaan domestik dan penguatan sirkulasi domestik, dengan terus meningkatkan kekuatan pendorong intrinsik ekonomi, kata sang PM.
Li menyebutkan bahwa China akan dengan tegas memperluas keterbukaan tingkat tinggi dan mendorong penguatan timbal balik antara sirkulasi domestik dan internasional, berbagi peluang pembangunan China dengan negara-negara ASEAN dan GCC, serta perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.
Saat berpidato pada upacara pembukaan forum itu, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa KTT ASEAN-China-GCC perdana ini mengeluarkan sebuah pernyataan bersama, mengirimkan pesan yang kuat tentang solidaritas dan kerja sama trilateral.
Anwar mengungkapkan bahwa China merupakan mitra penting bagi negara-negara anggota ASEAN dan GCC, memainkan peran penting dalam mendorong pembangunan ekonomi, menjaga perdamaian dan stabilitas, serta menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan internasional.
ASEAN berpegang pada prinsip-prinsip independensi dan kemandirian, serta berkomitmen untuk memperdalam kemitraannya dengan China dan GCC, serta memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, dan investasi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemakmuran dan stabilitas regional maupun global, tutur Anwar.