Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP), melalui Unit Bisnis Pembangkitan Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu (UBP JPR), menghadirkan tanaman sorgum sebagai bahan baku biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung transisi energi bersih dan pemberdayaan masyarakat.
Komitmen itu diwujudkan melalui kegiatan penanaman sorgum di Kampung Cipatuguran, Pelabuhan Ratu, yang melibatkan masyarakat lokal, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan.
"Langkah ini bukan sekadar penanaman, tetapi sebuah gerakan strategis yang menghubungkan energi hijau, ketahanan pangan, dan ekonomi kerakyatan," ujarnya.
Dengan memanfaatkan sorgum sebagai bahan baku biomassa, PLN IP membuka jalan bagi pengurangan emisi karbon melalui program co-firing di PLTU, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi petani lokal.
Menurut Bernadus, sorgum sebagai solusi yang menjawab dua tantangan besar sekaligus, yakni kebutuhan energi bersih dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan karakter yang adaptif terhadap lahan marginal dan iklim tropis, sorgum mampu tumbuh subur di berbagai kondisi, menjadikannya pilihan strategis untuk mendukung transisi energi sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Tanaman ini memiliki manfaat ganda yang nyata, sebagai sumber pangan alternatif, sorgum memberikan pilihan nutrisi yang sehat bagi masyarakat.
Selain itu, batang dan daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, mendukung sektor peternakan di sekitar pembangkit.
"Sorgum juga menjadi bahan baku industri, termasuk bioenergi, yang berperan penting dalam pengurangan emisi karbon melalui program co-firing di PLTU," kata Bernadus.
Sorgum turut mendukung ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan, fungsinya sebagai cover crop membantu menjaga kualitas tanah, mencegah erosi, dan meningkatkan kesuburan lahan.
Budi daya sorgum membuka peluang pendapatan baru bagi petani lokal, menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
"Dengan semua keunggulan ini, sorgum bukan hanya tanaman, tetapi simbol sinergi antara energi hijau, ketahanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat," ujar Bernadus lagi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi Gatot Sugiharto menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif PLN IP tersebut.
"Penanaman sorgum bukan hanya menambah pilihan sumber pangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga kami. Ini adalah orkestrasi sempurna untuk membangun desa dan menata kota, langkah nyata pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan," ujarnya.
Bernadus menambahkan program ini adalah bagian dari strategi besar transisi energi Indonesia.
"Ini bukan sekadar proyek energi hijau, melainkan gerakan transformatif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat Sukabumi dan lingkungan. Dukungan regulasi, investasi, dan komitmen semua pihak menjadi kunci kesuksesan scale-up program ini untuk mencapai dampak maksimal dalam agenda dekarbonisasi Indonesia," katanya lagi.
Baca juga: Perkuat ketahanan pangan, BRIN kembangkan sosis berbasis tepung sorgum
Senior Manager PLN IP UBP JPR Bowo Pramono menambahkan pemanfaatan biomassa melalui co-firing adalah salah satu strategi utama PLN untuk mendukung target net zero emission (NZE) 2060.
"Scale-up operasional dilakukan secara bertahap dengan peningkatan rasio co-firing sebesar 5-10 persen, sambil terus memonitor kinerja dan optimalisasi berkelanjutan,” katanya pula.
Ke depan, PLN Indonesia Power akan melanjutkan pendampingan kepada kelompok tani untuk memastikan budi daya sorgum berjalan produktif dan berkelanjutan.
Selain itu, perusahaan membuka peluang kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas pemanfaatan sorgum sebagai sumber biomassa, sehingga operasional pembangkit semakin ramah lingkungan.
Baca juga: PTDI dan Bapanas kampanyekan diversifikasi pangan lewat olahan sorgum
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































