Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie menilai dekarbonisasi dalam konstruksi merupakan misi yang harus diwujudkan oleh para insinyur atau ahli konstruksi saat ini.
“Transisi hijau dalam konstruksi merupakan bagian dari reindustrialisasi yang regeneratif dan human centric,” kata Ilham dalam keterangan bersama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, konsep ini diperlukan di Indonesia untuk memastikan pengembangan konstruksi mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang di masa depan yang meliputi peningkatan kapabilitas ahli konstruksi, hingga sinergi antara pemerintah, ahli konstruksi, akademisi, asosiasi profesi, dan swasta/industri.
Senada, Deputi Bidang Infrastruktur Badan Pengusahaan (BP) Batam Mouris Limanto mengatakan pembangunan yang menjadi visi perusahaan saat ini adalah untuk mewujudkan kawasan ekonomi yang maju dan berkelanjutan sebagai kontribusi menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Kemenperin jaga ambang batas 1,5 celsius lewat dekarbonisasi industri
“Karena itu, pembangunan infrastruktur akan diarahkan agar ramah lingkungan, terintegrasi dan efisien, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Mouris.
Batam sebagai pusat industri, perdagangan, dan investasi internasional ia sebut terus memperkuat daya saingnya melalui pembangunan infrastruktur transportasi darat.
Infrastruktur pendukung seperti jalan raya, pengembangan bandara dan pelabuhan, menjadi tulang punggung konektivitas antar wilayah yang menggerakkan ekonomi.
Namun, kondisi geologis dan dampak perubahan iklim menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan infrastruktur sebagai investasi jangka panjang.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































