PHRI Bali usul pemda beri insentif fiskal bagi hotel berenergi bersih

1 hour ago 2
PHRI merekomendasikan pemerintah daerah memberikan insentif fiskal dan pembiayaan hijau untuk investasi energi bersih

Denpasar (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengusulkan pemerintah daerah agar memberikan insentif fiskal kepada pelaku usaha akomodasi termasuk hotel yang menggunakan energi bersih seperti PLTS.

Hal ini disampaikan Sekjen PHRI Bali Perry Markus dalam Diskusi AJI Denpasar dan IESR di Denpasar, Selasa, melihat pemberian keringanan pajak atau subsidi bisa menjadi pemantik bagi pelaku usaha untuk bertransformasi ke energi yang lebih ramah lingkungan.

“PHRI merekomendasikan pemerintah daerah memberikan insentif fiskal dan pembiayaan hijau untuk investasi energi bersih,” kata Perry.

Ia memberi contoh kendaraan listrik berpelat nomor biru yang pajaknya sangat kecil dibanding kendaraan dengan BBM, sehingga membuat minat masyarakat tinggi untuk membelinya.

Asosiasi sendiri tidak mematok berapa insentif fiskal yang sesuai diberikan kepada mereka yang mau menggunakan energi bersih, menurut mereka itu bebas.

“Kami sebenarnya berapa saja yang penting ada insentif, karena menurut kami juga sifatnya tidak terus menerus, kalau semua sudah pakai mungkin tidak perlu lagi ada insentif, balik saja normal tapi untuk yang sekarang ini ayo biar berlomba-lomba pasang,” ujarnya.

Dengan transisi energi, pelaku usaha pariwisata juga ikut membantu pemerintah untuk menghadapi tantangan lingkungan seperti banjir dan cuaca ekstrem yang belum lama terjadi akibat perubahan iklim, sekaligus mengenalkan tren baru pariwisata hijau.

PHRI Bali mengatakan saat ini banyak hotel sudah bergerak dengan anggarannya masing-masing dalam beralih ke energi bersih, namun untuk modal yang dibutuhkan dalam bertransformasi enggan disebutkan karena nilainya juga berbeda-beda.

Kebanyakan mereka mengandalkan pihak ketiga yaitu investor di bidang energi bersih yang mau memasangkan dan merawat panel surya dengan kontrak tertentu.

Selain implementasi dengan PLTS, hal lain yang mulai dicoba pelaku usaha akomodasi seperti efisiensi energi (lampu LED, smart cooling), pengelolaan limbah dan air secara berkelanjutan, dan membuat paket-paket eco-tourism.

“Banyak sebenarnya dari teman-teman investor pihak ketiga ini menawarkan kami untuk itu (pasang panel surya) tinggal sinkronisasi saja dengan PLN, dan tidak perlu lagi di atas kertas saja, ayo kalau pasang dapat insentif itu lebih pas,” kata dia.

Sejauh ini meski belum ada insentif fiskal atau kebijakan finansial lainnya, PHRI Bali melihat pelaku usaha akomodasi mau inisiatif beralih karena citra berkelanjutan mendatangkan wisatawan berkualitas.

Saat ini pasar internasional yang paling menggandrungi destinasi hijau adalah warga Eropa, Jepang dan Australia, sehingga mereka rela bersaing untuk jadi yang paling sedikit menghasilkan emisi karbon.

Baca juga: PHRI sarankan pemda benahi tata ruang untuk jaga citra pariwisata Bali

Baca juga: PHRI: Bali potensial gaet wisman dampak konflik Thailand-Kamboja

Baca juga: PHRI dorong Bali mandiri energi buntut pemadaman listrik

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |