Semarang (ANTARA) - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah Muhdi menyerukan kepada para akademisi, pimpinan lembaga tinggi, tokoh bangsa, tokoh masyarakat, hingga budayawan untuk bertemu seiring dinamika politik yang terjadi belakangan ini.
"Saat ini komponen bangsa ini mestinya harus segera berkumpul, bertemu untuk mendiskusikan bagaimana bangsa ini harus keluar dari masalah yang sekarang terjadi," katanya di Semarang, Minggu.
Hal tersebut disampaikannya usai peluncuran biro umroh dan haji "Safara Umroh dan Haji PGRI Jateng" di kampus Universitas PGRI Semarang.(Upgris).
Ia mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang telah mengundang setidaknya 16 tokoh agama dan pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.
Baca juga: Bupati Bangkalan: Sampaikan aspirasi dengan bijak
Dalam waktu dekat, ia berharap tokoh dari agama lain juga ikut diundang, termasuk kalangan akademisi, tokoh masyarakat, bahkan budayawan.
"Saya kira baik untuk diundang berkumpul agar kita tahu sebenarnya masalah yang yang utama apa? Karena nanti kalau justru sekarang yang kita lihat, sebut saja anarkis, penjarahan, enggak ketemu masalah yang utama," katanya.
Menurut dia, substansi yang menjadi penyebab munculnya kericuhan di sejumlah daerah tersebut harus dicari dan ditemukan terlebih dulu.
"Presiden yang harus memimpin ini, harus menemukan dan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Karena, kalau hanya pikiran versi pemerintah, bisa jadi tidak sesuai," katanya.
Diingatkannya, hasil pemikiran para tokoh bangsa tersebut nantinya disampaikan pada presiden yang telah mendengarkan aspirasi pemerintah dan harus melakukan penyelesaian secara cepat.
"Ini harus harus ekstra ya. Kalau enggak,, ya, semakin ke mana-mana. Saya yakin Pak Prabowo sanggup untuk melakukan itu," katanya.
Baca juga: Gubernur dan pemuda Kalteng serukan kebersamaan jaga kerukunan bangsa
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.