Pontianak (ANTARA) - Para petani hutan di 12 kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) semakin sulit memprediksi musim buah tengkawang (Shorea spp) akibat krisis iklim.
Ketua Kelompok Pengelola Hutan Adat Dayak Iban Menua Ngaung Keruh, Kabupaten Kapuas Hulu, Robertus Tutong mengatakan kondisi cuaca berpengaruh nyata terhadap produksi buah tengkawang.
“Seperti yang kami alami pada tahun 2024 ada kemarau selama dua bulan, membuat produksi buah merosot tajam,” katanya di sela-sela Festival Tengkawang 2025 di Pontianak, Kamis.
Ia mengatakan pada September 2024 pohon tengkawang sudah memasuki musim bunga yang lebat. Beberapa ranting pohon bahkan patah karena tidak sanggup menahan banyaknya bunga yang muncul.
Baca juga: Produk olahan tengkawang Kalbar menembus pasar internasional
Namun, akibat kemarau selama dua bulan penuh, bunga yang sudah muncul berguguran alias gagal menjadi buah.
Kondisi ini mengakibatkan petani tengkawang mengalami gagal panen sehingga prediksi potensi buah tengkawang yang diperoleh petani pada tahun 2025 meleset dari perkiraan.
“Kami sudah membayangkan akan panen besar di tahun 2024 tetapi ternyata gagal dan sampai saat ini untuk wilayah Kapuas Hulu belum ada pohon tengkawang yang berbunga,” katanya.
Di hutan adat Menua Ngaung Keruh pada 2015 telah ditanam sebanyak 94 ribu batang pohon tengkawang dengan berbagai spesies dan pada 2023 dimulai lagi penanaman baru sebanyak 18 ribu batang di atas lahan seluas 185 hektare.
Baca juga: Festival LIKE Tengkawang kenalkan potensi ekonomi ikon Kalbar
Koordinator Jaringan Tengkawang Kalbar, Valentinus Heri mengatakan musim kemarau yang panjang pada 2024 membuat hanya sebagian kecil wilayah yang dapat memanen buah tengkawang.
“Padahal untuk petani hutan, terutama petani perhutanan sosial, buah tumbuhan hutan ini menjadi andalan untuk mendapatkan pemasukan dengan harga jual buah tengkawang kering Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram,” katanya.
Dari pendataan pihaknya pada 2024, wilayah yang dapat memanen buah tengkawang yaitu Kabupaten Bengkayang, Landak dan Sanggau. Sementara wilayah yang gagal panen antara lain Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Ketapang, Sambas dan Sekadau.
Berdasarkan pemetaan tahun 2025, potensi buah tengkawang yang bisa dipanen tahun ini mencapai 8.140 ton yang tersebar di 171 desa di 11 kabupaten.
Baca juga: Sinar Mas Kembangkan Tengkawang di Areal Sawit
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.