Pesona budaya dari puncak Beautiful Malino

6 hours ago 5

Makassar (ANTARA) - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah berkumpul di hutan pinus, kawasan wisata Puncak Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu 9 Juli 2025.

Para pengunjung sengaja datang, bahkan telah membuat jadwal jauh hari untuk merasakan langsung kemeriahan "Beautiful Malino" yang dihelat 9-13 Juli 2025 dan dilaksanakan di alam terbuka.

Kabut tipis yang turun pelan di lereng pergunungan Malino, seolah menyambut setiap langkah yang datang membawa harap damai, sekaligus kagum.

Di antara rimbunnya pinus, riuh suara manusia berpadu dengan tiupan angin yang membisikkan kisah lama yang bangkit kembali, dengan diiringi penampilan pembuka penyanyi lokal kebanggaan warga Sulsel Ashari Sitaba, ditemani oleh puluhan penari budaya.

Lagu "Butta Kalassukangku" yang dibawakan Ashari Sitaba secara beruntun bercerita tentang tanah kelahiran, semakin menambah riuh suara manusia yang ikut mengiringi penyanyi dari atas panggung.

"Beautiful Malino 2025", bukan sekadar festival, melainkan denyut menjaga warisan dan semangat menyongsong masa depan yang diharapkan dapat membantu program pemerintah daerah dalam peningkatan kesejahteraan warga.

Dari tahun ke tahun, Malino menyimpan magnetnya sendiri. Tanpa ajang Beautiful Malino, Kota Malino yang disebut sebagai kota bunga ini tetap menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Sulsel.

Sejak pertama kali dicetuskan oleh Bupati Gowa terdahulu, Adnan Purichta Ichsan pada 2017, ajang tahunan itu tumbuh menjadi jantung pariwisata Kabupaten Gowa.

Kini, dalam kepemimpinan Bupati Sitti Husniah Talenrang, Beautiful Malino tetap dijaga nyalanya, dengan semangat yang lebih besar, lebih berwarna dan lebih bermakna.

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Gowa itu bertekad ingin kembali mengangkat kemegahan Beautiful Malino menjadi salah satu kegiatan seni, budaya, hiburan yang diperhitungkan di Indonesia, melalui agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) 2026.

Bagi Pemerintah daerah, Beautiful Malino 2025 bisa menjadi sentuhan pertama, dengan mengangkat tema "Colours of Culture" menjadi syarat penting dalam penilaian untuk bisa menembus riuhnya persaingan menuju puncak top KEN 2026.

Pemerintah daerah menilai ajang itu bukan sekadar pertunjukan. Festival ini adalah panggung untuk semua anak Gowa yang mencintai budayanya, menyambut tamu, dan memperkenalkan jati diri mereka.

Beberapa jenis kegiatan yang ditampilkan mulai dari culinary showcase, culture camp, lari, trail run, dan lomba tari.

Selanjutnya, ada festival karnaval, peragaan busana, pertunjukan, dan musik, permainan tradisional, pameran budaya, workshop bambu, Malino Magical Forest, cooking challenge, Malino Fashion Week, lomba menggambar hingga bercerita.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |