Banyumas (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Siti Mukaromah menekankan pentingnya menjadikan tradisi dan budaya lokal sebagai bagian dari promosi wisata yang relevan dalam era digital saat ini.
Ditemui di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, legislator yang akrab disapa Erma itu mencontohkan kesuksesan tradisi Pacu Jalur di Riau yang telah dikenal luas, bahkan di mancanegara, karena kekuatan promosi digital yang viral.
"Pacu Jalur itu awalnya tradisi lokal, lalu dibalut dengan kreativitas musik dan teknologi digital, akhirnya bisa mendunia. Nah, semangat seperti itu yang kita harapkan bisa ditiru daerah-daerah lain, termasuk Banyumas," katanya.
Menurut dia, keberhasilan mengangkat budaya lokal ke tingkat nasional maupun internasional tidak cukup hanya mengandalkan kekayaan tradisi itu sendiri.
Baca juga: Komisi VII DPR minta agar akses Smartpolitan Subang cepat rampung
Dia mengatakan peran teknologi dan generasi muda sangat penting untuk menjadikan budaya tersebut menarik dan mudah dikenali di tengah arus globalisasi.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif yang merupakan mitra Komisi VII DPR RI harus hadir secara masif dan adaptif terhadap perkembangan zaman, salah satunya dengan menggandeng komunitas milenial dan Gen Z dalam proses pengemasan dan promosi budaya lokal.
“Kita butuh anak-anak muda untuk membuat tradisi ini relevan dengan zamannya. Bukan menghapus sejarah, tapi melengkapinya agar budaya kita tetap hidup dan menjadi kekuatan baru dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Menurut dia, keterlibatan lintas generasi juga sangat penting agar promosi budaya tidak berhenti di masa lalu.
Baca juga: Komisi VII DPR: Desa wisata jadi perhatian untuk RUU Kepariwisataan
Terkait dengan hal itu, dia mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk memberi ruang dan kepercayaan kepada generasi muda dalam merancang strategi promosi pariwisata berbasis budaya.
"Kalau bisa viral, bisa dinikmati, dan sekaligus membawa dampak ekonomi bagi masyarakat, kenapa tidak? Kita dorong tradisi budaya menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak kalah dengan luar negeri," kata Erma.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.